Surabaya
Kongres SPS ke XXV Resmi Dibuka, Risma Ajak Pemilik Media
Memontum Surabaya—Bertepatan dengan Hari Pers Nasional yang dipusatkan di Kota Pahlawan, Kongres Serikat Perusahaan Pers (SPS) ke XXV juga resmi dibuka di Gedung Siola Lantai 4 Surabaya. Ratusan pengurus pusat, pengurus cabang, dan penerbit pers anggota SPS se-Indonesia hingga puluhan pemimpin redaksi media massa, serta pemilik media massa dari berbagai wilayah di Indonesia turut menghadiri acara.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan, jika terdapat beberapa hal, terkait transformasi pembangunan di Surabaya. Seperti masalah kesejahteraan sosial yang meningkat, infrastruktur, layanan masyarakat, pendidikan, hingga berbagai program yang telah berhasil diterapkan di Kota Surabaya.
“Kami di Surabaya juga mempunyai layanan 112, di sini yang kita layani, sampai orang nangkap ular pun kita layani. Bahkan kami juga ada psikolog yang siap 24 jam ada di layanan 112,” kata Risma disela sambutannya, Rabu (7/2/2019).
Risma juga mengungkapkan, di tahun 2010 daya beli masyarakat Surabaya rendah sekitar 34 persen, mulai dari miskin sampai sangat miskin, sedangkan daya beli sedang sekitar 54 persen, dan untuk daya beli tinggi hanya sekitar 13 persen. Namun, sekarang sudah berputar, daya beli masyarakat Surabaya sudah mengalami peningkatan dan kini daya beli rendah tinggal 5 persen, daya beli sedang turun 52 persen, sedangkan daya beli tinggi itu lebih dari 46 persen.
“Kenapa demikian, saya membuat program namanya Pahlawan Ekonomi untuk ibu-ibu dari keluarga miskin yang suaminya sudah kerja tapi dia masih miskin, maka saya gerakkan roda yang kedua (ibunya) namanya Pahlawan Ekonomi,” ujarnya.
Setelah melihat keberhasilan itu, Pemkot Surabaya pun membuat program yang sama, yakni Pejuang Muda yang lebih menyasar kepada anak-anak muda Surabaya. Hal ini bertujuan untuk menunjang bakat dan karir anak-anak muda Surabaya, seperti anak-anak muda ingin bergerak di bidang Event Organizer (EO), maka Pemkot Surabaya akan memfasilitasi mereka dengan mengadakan pelatihan-pelatihan di bidang EO.
“Itulah yang tadi saya sampaikan kenapa ekonomi Surabaya meningkat. Kalau dilihat, indek properti Surabaya itu tertinggi di Indonesia. Kenapa demikian, karena tadi ada lompatan dari keluarga miskin dia langsung lompat ke pendapatan tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia, Dahlan Iskan menyampaikan, jika Risma mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh pemimpin lain di Indonesia. Ekspektasinya adalah makro tahu, mikro mendalami, detailnya diurus, dan yang lebih penting lagi yaitu mampu menarasikan persoalan-persoalan masyarakat.
“Banyak pemimpin kita yang tidak bisa menarasikan apa yang terjadi di masyarakat. Bu wali kota ini mampu menarasikan, kemudian menginventarisasikan, membuat prioritas, kemudian mengerjakan, dan mengurus sampai detailnya,” tambah Dahlan.
Dahlan pun menganggap sampaikan Wali Kota Surabaya merupakan suatu kelebihan yang jarang dimiliki oleh seorang pemimpin. Ia menilai bahwa sosok pemimpin perempuan di Surabaya ini, tidak hanya dikenal tegas dalam bekerja, namun mampu menarasikan apa yang terjadi di masyarakat.
“Itulah kemampuan beliau tidak saja bekerja, tapi mampu menarasikan apa yang terjadi di masyarakat. Semua keluar dari pikiran beliau, tidak ada teks, tidak ada yang ketinggalan, itulah Bu Risma,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, Rusdi Amral menyampaikan, bahwa dana bantuan jamban sehat yang diberikan kepada Pemkot Surabaya berasal dari para pembaca Kompas. Yayasan dana kemanusiaan kompas adalah yayasan pengelola dana dari para pembaca kompas.
Pihaknya pun berharap, dengan digulirkannya dana bantuan sanitasi jamban sehat, ke depan masyarakat Surabaya yang masih belum beruntung atau masuk dalam kategori keluarga miskin, tidak lagi BAB di sungai. “Semoga dengan bantuan ini, masyarakat Surabaya yang belum beruntung itu bisa bebas dari buang air besar sembarangan,” pungkasnya. (est/ano/yan)