Pemerintahan

Kota Malang Dilakukan Pengembangan Kawasan Smart City Untuk Wisata Prioritas

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan pendampingan asistensi pengembangan Smart City sebagai backbone wisata prioritas di Kota Malang, Senin (20/09/2021) di Lantai 4 Mini Blok Office. Langkah itu, sebagai tindak-lanjut Pemerintah Pusat yang menunjuk 39 kota dan kabupaten dalam rangka pengembangan kawasan Smart City untuk wisata prioritas, yang salah satunya adalah Kota Malang.

Di Jawa Timur sendiri, destinasi yang masuk dalam kawasan prioritas adalah Bromo Tengger Semeru (BTS), karena dinilai memiliki peran penting untuk menguatkan pengembangan kawasan prioritas BTS.

“Hari ini kita gelar Bimtek II bersama Kominfo, dalam rangka penyusunan master plan Smart City dan quick win program unggulan,” ungkap Wali Kota Malang, Sutiaji.

Advertisement

Dirinya menjelaskan, bahwa master plan Smart City terdiri dari unsur-unsur seperti Smart Government, Smart Economy, Smart Living, maupun Smart Environment. “Contohnya, yang namanya Smart City itu, bukan hanya digitalisasi. Tapi arahnya nanti juga satu data, yaitu bagaimana terconnecting dengan masyarakat ketika kita sudah Smart. Contohnya saja APBD, semua tahu ini lho belanja daerah, masyarakat tidak perlu bertanya dan memudahkan media juga untuk sampaikan informasi,” terangnya.

Selain itu terconnectingnya pengadaan barang dan jasa serta akses lain, juga bisa menopang kawasan wisata strategis. Dirinya menekankan, bahwa branding wisata bisa terlaksana jika masing-masing daerah bisa berdiri bersama. Contohnya Malang Raya.

“Kepingin branding wisata ya Malang raya harus jadi 1, bukan Kota Malang saja Kabupaten Malang saja, atau Kota Batu saja. Karena yang namanya BTS memang wilayahnya sana tapi kita kan penyangga,” terang Sutiaji.

Sementara itu, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Diskominfo) Kota Malang, Nur Widianto, menambahkan bahwa untuk Kota Malang isu strategis adalah bisa menjadi daerah penopang. Diantaranya berkaitan dengan ekonomi kreatif. “Tebarannya, kalau merujuk ke lokasi Kota Malang, kita juga ada rencana pengembangan terminal penopang untuk menuju ke BTS yang di Madyopuro. Selain itu juga keberadaan terkait dengan Kayutangan Heritage,” tambahnya.

Advertisement

Kesemuanya itu, menurut pria yang akrab disapa Wiwid, bukan sesuatu yang berdiri sendiri. Namun juga menjadi bagian untuk menguatkan strategi pengembangan wisata prioritas BTS.

“Karena potret selama ini wisatawan mancanegara maupun domestik sebelum naik ke atas cenderung titiknya di sini. Jadi backpacker banyak berada di Kota Malang. Nah kan bisa, sebelum ke BTS, mampir ke Kayutangan Heritage,” jelas Wiwid.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pada wisata Kayutangan Heritage juga menjadi miniatur Smart Society yang terbangun karena kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang sudah berjalan dengan bagus. “Smart Economy juga iya, karena disitu berkaitan dengan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag). Sehingga, ke depan ada layanan berbasis QRIS atau cashless yang juga menjadi bentuk terjemahan dari Smart itu sendiri,” tutur Wiwid. (mus/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas