Berita
Kunjungi Industri Krupuk Telasih dan Mainan Jiken, BHS Desak Pemerintah Stop Bunga Bank UMKM saat Wabah Corona
Memontum Sidoarjo – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendesak pemerintah untuk menghentikan bunga bank bagi para pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama minimal 3 bulan. Ini menyusul, sejak adanya wabah virus Corona (Covid-19) memasuki wilayah Indonesia hasil penjualan UMKM rata-rata mengalami penurunan hingga 25 persen dari sebelumnya.
Hal ini membuat sejumlah pemilik UMKM yang memiliki modal pinjaman di Bank Pemerintah Daerah (BPD) maupun bank nasional merasakan kesulitan untuk membayar cicilan tanggungan mereka. Keluhan itu, tidak hanya dari kalangan pengusaha yang perputaran modalnya mencapai puluhan hingga ratusan juta. Akan tetapi juga dirasakan para pemilik UMKM yang perputaran keuangannya mencapai miliaran rupiah per bulan.
Jeritan menurunnya omzet itu, disampaikan sejumlah perwakilan pemilik industri krupuk di Desa Telasih dan industri mainan anak-anak di Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Keluhan itu disampaikan para pemilik UMKM itu bersamaan penyemprotan disinfektan yang digelar BHS bersama timnya untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19) di kedua desa itu.
“Saya mengusulkan pemerintah pusat dan daerah membuat kebijakan khusus bagi pemilik UMKM yang punya pinjaman di BPD, bank nasional maupun koperasi untuk sementara agar tidak mengembalikan atau membayar bunga selama 3 bulan. Karena pemilik UMKM ini omzetnya menurun 25 persen karena Corona. Pemilik indutri krupuk misalnya, penjualan menurun karena banyak toko dan warung tutup,” terang Bambang Haryo Soekartono, Jumat (3/4/2020).
BHS yang juga mantan anggota DPR RI periode 2014 -2019 ini memaparkan melihat keluhan para pengusaha krupuk dan mainan itu, pihaknya langsung menerjunkan timnya ke kedua desa itu. Apalagi, di Desa Jiken masih ada 62 perajin mainan anak-anak. Selain itu, ada pengusaha rambak dan perajin batik Jiken yang mulai redup. Begitu juga saat mengunjungi Desa Telasih. Ada sekitar 300 lebih para pengusaha kerupuk di kampung industri krupuk itu.
“Kami menyemprot disinfektan di kedua desa itu agar warga dan pengusahanya tetap sehat bebas Corona. Kalau sehat maka produktifitas usaha mereka tetap terjaga dan tidak terganggu. Saat produktifitas industri krupuk dan mainan lancar, maka pertumbuhan ekonomi Sidoarjo tetap stabil saat dilanda wabah virus Corona (Covid-19),” imbuhnya.
Bagi BHS seharusnya para pemilik UMKM itu mendapatkan perhatian pemerintah dari pusat, propinsi hingga ke daerah. Apalagi, rata-rata UMKM itu menyedot pekerja yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Saat UMKM mendapatkan kesulitan membayar bunga bank karena virus Corona maka selayaknya ada kebijakan khusus bagi ribuan pemilik UMKM terutama di Sidoarjo.
“UMKM di kedua desa ini memiliki potensi luar biasa. Saat omzet menurun yang seharunya naik saat menjelang lebaran, maka harus ada campur tangan pemerintah. Negara harus hadir membantu kesulitan para pemilik UMKM itu,” tegasnya.
Sementara salah seorang pemilik industri krupuk di Desa Telasih mengaku merasakan dampak Corona sejak April 2020 ini. Oleh karennya dirinya merasa kesulitan membayar bunga pinjaman di dua bank yang rata-rata bunganya mencapai 0,7 persen itu. Meski perputaran usahanya mencapai ratusan juta per bulan tetap kesulitan membayar bunga pinjaman bank karena menurunnya omzet penjualan itu.
“Kalau ada keringanan menunda membayar bunga bank selama 3 bulan saja, itu sangat meringankan beban kami. Karena sekarang banyak toko dan warung tutup omzet penjualan krupuk menurun sampai 25 persen,” tandasnya. Wan/yan