Kota Malang
Kunjungi UMM, Ketum PAN Kembali Kampanyekan Politik Jalan Tengah
Memontum Malang – Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr H Fauzan, M.Pd, menerima kunjungan dari Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Dr H Zulkifli Hasan SE MM, di Ruang Sidang Senat UMM, Sabtu (19/03/2022). Turut hadir mendampingi kunjungan itu, Wali Kota Kediri, Habib Abdullah Abu Bakar, pengurus Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PAN Jatim, serta DPD PAN Malang.
Dalam kesempatan itu, Ketum PAN, menyampaikan bahwa pihaknya hingga saat itu terus mengkampanyekan politik jalan tengah. “Di sini (UMM-red), saya kembali mengkampanyekan politik jalan tengah, wasathiyah, yang rasional dan sudah disepakati bersama. Seperti halnya, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,” kata Zulkifli Hasan.
Dirinya juga mengatakan, jalan tengah seperti yang termaktub dalam darul ahdi wa syahadah. “Kita tidak boleh mudah di adu domba satu sama lain. Bahkan, jika ada yang bercita-cita mendirikan negara Islam atau khilafah maka secara tegas kita menolak hal tersebut,” tambah Wakil Ketua MPR-RI tersebut.
Baca juga :
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
Bang Zul-sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah harus terus bersinergi dengan segala elemen yang ada dalam menjaga NKRI. “Tentu, kita akan terus istiqomah, untuk menjaga apa yang sudah disepakati oleh pendiri negeri ini,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor UMM, Dr H Fauzan M.Pd, menuturkan bahwa politik jalan tengah merupakan agenda utama serta cara ber Islam menurut Muhammadiyah. “Islam tidak boleh dibawa ke kanan dan kiri. Namun, Islam hadir sebagai problem solving dari permasalahan yang ada,” tutur Fauzan.
Dirinya juga memaparkan, jika mahasiswa UMM selalu dibekali oleh kampus untuk memiliki kompetensi yang dapat menjadi problem solving di tengah masyarakat. “Perlu diketahui, bahwa kompetensi yang dimiliki mahasiswa Muhammadiyah bukan hanya persoalan keagamaan semata. Akan tetapi, juga skil dan kemampuan untuk modal menjadi problem solving di tengah masyarakat yang beragam,” terangnya. (cw1/sit)