SEKITAR KITA
Kunker Ke Kabupaten Ngawi, Ini Cerita dari Ketua TP PKK Trenggalek
Memontum Trenggalek – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardiny, melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Ngawi. Kunker itu, disambut langsung Ketua TP PKK Ngawi, Ana Ony Anwar beserta jajaran.
Pelaksanaan Kunker istri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, ini salah satunya mencoba merajut tali silaturahmi lebih erat dengan koleganya sesama daerah di Jawa Timur. Kedatangannya sendiri, mendapatkan penyambutan yang baik dari PKK Kabupaten Ngawi. Apalagi saat Founders UPRINTIS Indonesia, itu tidak segan berbagi kisah suksesnya selama menjabat di Trenggalek.
“Kadang orang menganggap PKK ini sebelah mata. Namun, bila dikaji mendalam, PKK memiliki peran yang sangat luar biasa. PKK di Trenggalek telah menginisiasi lahirnya Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya atau yang biasa disebut Sepeda Keren,” kata Novita, Rabu (01/11/2023) siang.
Dijelaskan ibu tiga anak ini, bukan sepeda yang dihias keren atau sepeda mahal kelihatan keren. Namun, Sepeda Keren ini adalah sekolah vokasi dimana ditujukan untuk meningkatkan kapasitas perempuan atau kelompok rentan bisa lebih berdaya di keluarganya.
Diinisiasi langsung Novita Hardiny, bahkan Sepeda Keren sempat dinobatkan menjadi inovasi terbaik dalam Kompetensi Inovasi Publik (Kovablik) Jawa Timur. Tidak sekedar keren-kerenan saja, Sepeda Keren di Trenggalek, bahkan juga melahirkan Musrena Keren, Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan pertama dan satu satunya di tanah air. Dimana melalui Musrena Keren ini, perempuan dan kelompok rentan diberikan ruang untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan.
“Trenggalek punya Musrena Keren (Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan). Ini menjadi salah satu ikonnya Trenggalek yang lahir dari PKKnya Trenggalek. Sebelumnya, perempuan itu datang untuk diundang di dalam Musrenbang dan untuk mendengarkan saja. Dan hampir semua didominasi oleh laki laki. Karenanya, saya berpikir kenapa sebelum dilaksanakan Musrenbang, kita lebih dahulu melaksanakan Musrena Keren,” jelasnya.
Baca juga :
Dengan begitu, paparnya, perempuan, anak dan difabel di setiap desa bisa ikut berpartisipasi usul dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Kelompok rentan ini diberikan ruang dan ini memberikan dampak yang cukup signifikan di Kabupaten Trenggalek.
Saat masuk ke Trenggalek, lanjutnya, angka kemiskinan di Trenggalek 10 besar tertinggi di Jawa Timur. Oleh karena itu, bagaimana Tim Penggerak PKK bisa menyasar gerakan-gerakan mikro ke bawah untuk menekan angka kemiskinan.
Sedangkan di dalamnya, kemiskinan itu ada kelompok rentan seperti perempuan yang tidak dapat akses pendidikan, anak yang tidak dapat akses pendidikan sampai dengan mereka yang tergolong difabel. Apalagi, kemiskinan ekstrem juga menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Trenggalek, selain stunting. Sebagai mitra kerja pemerintah daerah, Ketua PKK Trenggalek kembali menginisiasi Program Dapur Cinta yang merupakan pengembangan dari Program Sareng Masak Bersama Bu Novita (SMS Bu Novita).
“Melalui dapur cinta, kita mengirim makanan setiap hari sekitar jam makan siang. Ini kita menggerakkan para kader untuk menyasar kelompok itu. Yang terbaru akan kita launching Bulan November, kita bekerjasama dengan warung-warung menyediakan makanan kemudian kita distribusikan kepada mereka,” tutur Novita.
Peran lain PKK Trenggalek saat ini, ujarnya, yang sangat signifikan yaitu bagaimana PKK ikut berperan aktif dalam upaya mencegah perkawinan anak. Alasan mencegah perkawinan anak, selain rahim anak belum siap melahirkan, perkawinan anak diyakini akan menciptakan kemiskinan baru.
“Kenapa begitu, karena secara psikologis mereka belum siap. Ekonomi juga belum matang, sehingga kuat dugaan nantinya akan menjadi beban baru bagi orang tua mereka. Kita membangun komitmen semua lini di setiap desa melalui Dasawisma untuk mencegah perkawinan anak. Tahun 2022 sampai 2024, stop perkawinan anak menjadi program utama dan masih menjadi prioritas untuk kami tekan. Dari semua desa, angka perkawinan anak ini berhasil turun signifikan dari 14 persen turun menjadi 2 persen sekian, turun sangat banyak,” tuturnya.
PKK ini tidak terlihat, tapi tugasnya sangat berat sampai banyak dinas yakin bahwasannya tidak berhasil tanpa melibatkan PKK. “Tahun 2023 semester I, perkawinan anak kita tinggal 2,1 persen. Ini semester I belum diperhitungkan dengan semester II,” tambahnya. (mil/gie)