Kota Batu
Kurangi Bau Sampah di TPA Tlekung, DLH Kota Batu Siapkan Anggaran Rp 99 Juta untuk Geomembran
Memontum Kota Batu – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu siapkan anggaran Rp 99 juta untuk pengadaan geomembran atau material pelapis di TPA Tlekung. Alokasi anggaran tersebut, nantinya akan dialokasikan dari belanja tidak terduga (BTT) Pemkot Batu.
Kabid Pengolahan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Batu, Vardian Budi Santoso, mengatakan tujuan pengadaan geomembran itu untuk mengurangi bau sampah. “Jadi, untuk penanganan TPA Tlekung salah satunya yaitu kami menggunakan geomembran. Ini untuk mengurangi bau sampah dan dianggarkan Rp 99 juta,” terangnya di TPA Tlekung, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (09/08/2023) tadi.
Kebutuhan geomembran ini, tambahnya, adalah seluas 2.200 meter persegi. Itu, dilihat dari hasil kerja pengolahan sampah yang menumpuk saat ini sudah merata sekitar lima meter dari ketinggian 17 meter.
Baca juga:
“Gunungan sampah yang menumpuk di TPA Tlekung, itu sudah rata. Sekitar, lima meter. Ini berkurang ketinggiannya sangat banyak yang awalnya 17 meter. Jadi, sekitar 2.200 meter persegi akan kita tutup material pelapis atau geomembran,” jelasnya.
Terkait anggaran, tegas Vardian, dari kebutuhan Rp 99 juta, itu akan menunggu pencairan BTT. “Ya, tentunya di sini anggaran itu menunggu pencairan BTT. Kami berharap, secepatnya direalisasi supaya masalah sampah di TPA Tlekung cepat tertangani,” ujarnya.
Di samping itu, progres keseriusan Pemkot Batu selama sepuluh hari menangani permasalahan sampah di TPA Tlekung, ternyata bau sampah sudah berkurang banyak. Hal ini, sebagaimana disampaikan salah satu warga yang berdomisili di dekat pintu masuk TPA warga RT 01 RW 03, Wandi. Disampaikan, bahwa bau sampah sudah cukup berkurang, bila dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Meskipun, bau itu muncul pada jam yang sama sekitar pukul 17.00 hingga 18.00 WIB, sampai Subuh.
“Bau sampah sudah agak mendingan, ketimbang dahulu,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya berharap penanganan sampah bisa lebih serius. Karena, semua untuk masyarakat. Minimal, hasil sampah organik keluar jadi pupuk. Dan, sampah plastik bisa dimanfaatkan kembali.
“Yang jelas, baunya sudah berkurang,” paparnya. (put/sit)