Pemerintahan
Langkah Pemkot Malang Sukseskan PTM di Tengah Pandemi
Memontum Kota Malang – Penerapan protokol kesehatan (Prokes) menjadi hal yang sangat penting untuk membantu suksesnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Karenanya, Wali Kota Malang, Sutiaji, menekankan jika dirinya mendapati ada sekolah yang tidak menerapkan Prokes, maka tidak boleh melangsungkan PTM.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Kota Malang, seusai berkunjung ke beberapa sekolah yang menggelar PTM Senin (19/04) ini. “Kalau ada yang tidak menerapkan Prokes, ya tidak boleh buka (menggelar PTM, red). Karena ini nyawa manusia, bukan hanya kualitas pendidikan dan efektivitas pembelajaran saja yang ditekankan,” kata Wali Kota Malang.
Baca juga:
- Di 10 Merchant Ini Kamu Bisa Pakai Ultra Voucher Gift Card Sebagai Alat Pembayaran
- Ajang Top BUMD Award 2021, Bupati Trenggalek Dinobatkan jadi Top Pembina
- Diguyur Hujan Lebih Dari 10 Jam, Gedung Balai RW Pandanwangi Ambruk
Sebelum masuk kelas, tambahnya, siswa juga harus melakukan screening cek suhu. Jika ada siswa yang suhunya mencapai 37° celcius atau lebih dan pengantar sudah meninggalkan tempat, maka siswa tersebut akan ditaruh di ruang isolasi sekolah. “Dan sekolah sudah pasti harus berhubungan dengan pihak puskesmas terdekat untuk menangani. Jangan sampai nanti ada orang lain yang terpapar,” jelasnya.
Untuk kemudian perlu dilakukan tracing, apakah siswa tersebut terpapar dari rumah atau dari sekolah. Sehingga tidak serta merta langsung menutup sekolah dan meniadakan PTM. “Tidak langsung ditutup, harus tracing. Ibaratnya ada tikus di dalam rumah, masa rumahnya yang dibakar, ya yang betul tikusnya ditangkap,” papar pemilik kursi N1 itu.
Sehingga dengan langkah ini, PTM bisa terus dilakukan. Apalagi, didukung dengan kondisi tingkat kematian akibat Covid-19 menurun hingga zero kasus. “Tapi tidak menutup kemungkinan, nanti kalau kondisi kembali tidak bisa dikendalikan, ya lebih baik tutup. Ini juga saya sarankan guru-guru diambil samplingnya untuk antigen atau minimal rapid antibody,” jelasnya.
Pengambilan sample satu atau dua guru per sekolah, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, sebagai bentuk contoh. “Itu semacam contoh, setelah divaksin kemudian berlangsung PTM, bagaimana imun para guru. Sampling aja mungkin 1 atau 2 guru kita lakukan rapid tes antibodi,” katanya.
Namun pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini belum bisa memastikan kapan dilangsungkan tes ini. “Kita tunggu instruksi dahulu ya,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang, dalam kesempatan itu menyampaikan, bahwa tidak seluruh sekolah menjalani PTM. “Yang menggelar PTM 85 hingga 86 persen dari total sekolah yang berada di bawah tanggung jawab dan kewenangan Dikbud Kota Malang,” ujarnya.
Hal tersebut disesuaikan dengan kesiapan per sekolah, mulai sarana prasarana (Sarpras), restu orang tua, hingga tuntasnya tenaga pendidik divaksin. “Sekolah yang Sarpras siap, dan orang tua siswa menyetujui bisa dilakukan PTM. Saya kira untuk guru atau tenaga pendidik juga hampir semua siap, karena 85 hingga 90 persen pengajar tingkat PAUD hingga SMP di Kota Malang sudah vaksinasi,” terangnya. (hms/mus/ed2)