Surabaya
Mahasiswa Ubaya Ciptakan Inovasi Presensi Kartu Elektronik
Memontum Surabaya—-Enam mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) berhasil membuat inovasi presensi kartu elektronik. Sikarel adalah nama yang disematkan untuk karya tersebut, artinya Presensi Kartu Elektronik.
Mahasiswa inovatif itu tergabung dalam tim Era Eru Teus, dan terdiri dari Tabah Arivianto, Nico Ardianto, Rifki Alviyandi, Alessandro Augusta dan Andrew Tanujaya, dari jurusan Teknik Elektro; serta Kristian Tanuwijaya, mahasiswa jurusan Teknik Informatika.
Inovasi mereka berdasar asumsi bahwa absensi kertas kerap kali dianggap kurang efisien dan tidak akurat. Bahkan absensi manual ini mempunyai banyak kekurangan, salah satunya yakni adanya budaya titip absen (TA) yang biasa dilakukan mahasiswa.
Sikarel merupakan jawaban dari kebutuhan Fakultas Teknik untuk menggantikan adanya presensi manual yang telah ada sejak awal 2018. Untuk sistemnya, Sikarel dihubungkan langsung dengan database yang dimiliki oleh unit Akademik dan Sistem Informasi Manajemen Ubaya.
Ketua Tim Era Eru Teus, Tabah Arivianto mengungkapkan jika inovasi ini bertujuan untuk menyempurnakan sistem presensi manual yang sebelumnya masih menggunakan kertas. “Kita tahu dari segi biaya, presensi manual lebih mahal dan lebih rumit penggunaannya bagi Tata Usaha (TU) maupun dosen. Ada juga peluang terjadi human error seperti presensi yang tertukar, dan perlu waktu untuk input data setelah kelas berlangsung,” ungkap Tabah ketika ditemui di ruang kuliah gedung TF 3.03 Kampus Ubaya Tenggilis, Selasa (11/12).
Secara teknis, Tabah menjelaskan jika penggunaan Sikarel ini dimulai ketika dosen masuk ruangan. Dosen terlebih dulu membuka sistem presensi kelas dengan menempelkan kartu karyawan. Setelah itu, mahasiswa bergantian maju ke depan kelas untuk menempelkan kartu mahasiswa.
Setelah selesai mengajar, dosen kembali menempelkan kartu karyawan untuk menutup kelas, sehingga tidak ada mahasiswa lagi yang bisa melakukan presensi. “Dengan begitu, Sikarel bisa mengetahui secara otomatis jika ada mahasiswa yang namanya tidak terdaftar dalam kelas tersebut,” jelasnya.
Karena penggunaannya masih menggunakan kartu mahasiswa, kedepannya tim asuhan Susilo Wibowo ini akan terus mengembangkan inovasi Sikarel tersebut. “Kami akan kembangkan kembali untuk kedepannya, karena problemnya jika kartu bisa saja hilang dan harus menunggu untuk dapat yang baru,” pungkasnya.
Sedangkan Dosen Pembimbing Susilo Wibowo mengingatkan generasi muda harus bisa mengikuti perkembangan jaman. Karena menurutnya kemajuan jaman itu amat pesat.
”Generasi muda harus cepat mengikuti dan tangkap. Karena perkembangan di luar itu cepat sekali. Maka dari itu hak cukup hanya dari teori saja. Tapi diharapkan mahasiswa itu cepat menggalih ilmu dan digabung dengan teori yang mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” tutur Susilo.
Diketahui, Sikarel ini telah digunakan di 14 kelas Fakultas Teknik Ubaya dan berhasil menyabet juara 2 di ajang Festival Startup Elektronika Jawa Timur 2018. Alat ini terbukti lebih akurat dalam memasukkan data, cepat dan ekonomis. Selain itu, sistem Sikarel lebih fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kondisi kelas, seperti nama mata kuliah yang berbeda, pergantian jam mata kuliah dan lainnya. (sur/ano/yan)