Politik
Mas Ipin Ajak Pemuda Desa Melis Bisnis Pupuk Organik Cair
Ini Bisa Jadi Peluang Usaha
Memontum Trenggalek – Mengunjungi sejumlah pemuda di Desa Melis Kecamatan Gandusari, Calon Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mendemontrasikan pembuatan pupuk organik cair. Pembuatan pupuk organik cair ini dilakukan agar para petani di Kabupaten Trenggalek tidak terus mengandalkan ketersediaan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Cabup Trenggalek nomor urut 2 Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin mengatakan alasannya memproduksi sendiri pupuk organik cair. Alasan yang pertama adalah kita ingin mengembalikan praktek pertanian dengan biaya murah akan tetapi memiliki kualitas terbaik.
“Karena kita tidak mungkin memberikan pupuk bersubsidi kepada seluruh petani di Kabupaten Trenggalek,” ucap Mas Ipin, Selasa (10/11/2020) sore.
Mengingat para petani di Trenggalek bukan hanya petani sawah, melainkan ada petani ladang dan petani hutan. “Jadi berapa pun kuota pupuk yang disetujui pasti tidak akan mencukupi. Makanya kita ajak para petani untuk bisa menerapkan pola organik,” imbuhnya.
Selanjutnya, Mas Ipin mengaku jika dilihat dari sisi bisnis, memproduksi pupuk organik cair ini juga bisa menjadi peluang. “Hari ini kita mengajak para petani muda yaitu anak – anak milenial yang baru saja lulus kuliah untuk berperan aktif menciptakan peluang bisnis di Kabupaten Trenggalek dengan cara memproduksi sendiri pupuk organik cair,” kata Bupati Trenggalek non aktif ini.
Suami Novita Hardini ini juga berharap dengan cara itu bisa menjadi solusi inovator muda di bidang pertanian. Yang nantinya bisa membantu para petani di Trenggalek secara keseluruhan.
Dilihat dari keutamaan pupuk organik cair ini, karena mengandung bakteri probiotik jadi memiliki kemampuan untuk memperbaiki secara alami unsur hara didalam tanah.
“Kelebihan lainnya, karena diaplikasikannya dengan cara disemprotkan, maka akan lebih mudah terserap pada tanaman. Katakanlah kalau pakai pupuk kimia padat yang disebar justru ada yang menguap atau larut air,” terangnya.
Diibaratkan jika pemberian pupuk dengan cara disemprotkan itu bisa menempel di tanaman. Sedangkan nutrisinya juga bisa langsung diserap, sama halnya orang sakit yang diinfus. Semua nutrisi bisa masuk kedalam tubuh tidak melalui pencernaan.
Dengan begitu, pupuk organik cair ini bisa menjadi solusi bagi petani di Trenggalek agar tidak mengandalkan pupuk bersubsidi dari Pemerintah.
Disinggung terkait sawah tanpa musim, Mas Ipin mengaku jika hal itu masih dalam tahap inisiasi (piloting). Ide sederhananya bagaimana petani kebutuhan pupuk lebih hemat dan tidak boros air khususnya sawah – sawah yang belum teraliri irigasi teknis. Yang mana panen padi hanya sekali selama 1 musim.
“Dan ini bisa dilaksanakan dengan menggali 40-50 cm lalu dilapisi terpal atau lapisan yang kedap air. Selanjutnya ditutup dengan tanah, sehingga air tadah hujan itu bisa terus berada di 1 kawasan persawahan itu dan lebih hemat air,” pungkasnya.
Hal itu akan didorong dengan melakukan uji coba. Sehingga jika nantinya sukses bisa menjadi salah satu program khususnya agar kebutuhan air persawahan itu tidak menggangu kebutuhan air lainnya. (mil/syn)