Kota Batu
Mausoleum Graaf J Dinger Desa Tulungrejo Jadi Situs Cagar Budaya dan Wisata Baru Kota Batu

Memontum Kota Batu – Ruang pemakaman atau mausoleum keluarga kewarganegaraan Belanda Graaf J Dinger atau yang lebih dikenal Makam Dinger di lereng Gunung Arjuna atau tepatnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, ditetapkan menjadi situs cagar budaya. Ini disebabkan, karena bangunan yang berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, itu masih kokoh hingga sekarang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arif A Sidiq, mengatakan bahwa mulai tahun 2022 yang lalu area Makam Dinger sudah ditata dengan rapi dengan memberikan batas pagar yang bertujuan memudahkan wisatawan saat berkunjung. “Memang benar, Makam Dinger sudah ditetapkan menjadi cagar budaya. Jelasnya dengan dijadikannya cagar budaya, situs ini tentunya akan terlindungi dari ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” terangnya, saat berada di Jalibar Kota Batu, Kamis (18/05/2023) sore.
Untuk itu, menurutnya, Makam Dinger sudah diperkenalkan sebagai wisata sejarah dan menjadi paket bundling wisata yang dipromosikan sejak satu tahun lalu tepat Mei 2022. “Tentunya, kami tetap melakukan perawatan supaya kelihatan bersih terus. Tetapi, tidak merubah tatanan aslinya,” jelasnya.
Baca juga:
- Dandim 0820 dan Kejari Probolinggo Jadi Tamu Kehormatan Yadnya Kasada Tahun 2023
- Empat WBP Lapas Kelas 1 Malang Terima Remisi Hari Raya Waisak
- Pelaku Penusukan hingga Mati Warga Pandanwangi di Jembatan Araya Dibekuk
- Tiga Kawanan Pelaku Maling Sapi Probolinggo Kocar Kacir Ditembak Petugas
- APKLI Kota Batu Beri Pembekalan Pengetahuan Hukum untuk Ratusan Pedagang
Sementara itu, Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono, menyebutkan bahwa bangunan arsitektur Belanda itu sebenarnya bukan sebuah rumah. Akan tetapi, Mausoleum atau ruang pemakaman orang. Dahulunya, ada jembatan menuju ke ruang makan seperti pos pantau zaman Belanda.
“Yang saya tahu, dulu itu pas di bawah bangunan ada sebuah kolam yang bagus dan membentang jembatan menuju ruangan makam. Tetapi sekarang sudah rata dengan tanah,” tuturnya.
Kondisinya, tambah Suliyono, sekarang kelihatan bersih dan terawat karena area makam sudah dipaving. Meski demikian, sebenarnya aura mistis dan misteri masih nampak. “Sekarang sudah bersih meskipun masih terlihat angker. Tapi inilah yang disukai wisatawan karena sudah jelas menyimpan banyak sejarah. Tentunya, saya berharap destinasi wisata sejarah yang baru ini lebih luas lagi yang mengenalinya. Terutama di Negera Belanda sana,” ujarnya.
Berdasarkan sumber resmi dari Kemendikbud, mengisahkan Graf J Dinger adalah seorang tuan tanah dari banyak kebun di sana yang memproduksi berbagai hasil pertanian mulai kopi, kina, teh hingga tebu. Disebutkan juga, Dinger sebagai seorang direktur dari Bank Excompto. Setelah tinggal dalam waktu yang lama, Dinger kemudian wafat pada 2 Maret 1917 dan berwasiat untuk dimakamkan di kebun lahan pertanian miliknya. Kemudian disusul istrinya, Elisabeth Malvine Ernestine van Polanen Petel ikut dimakamkan di sana pada 7 maret 1938.
Dari sejarah yang panjang inilah, membuat Pemkot Batu menjadikannya sebagai objek wisata sejarah. Sebagai bukti bahwa Kota Batu menjadi saksi peradaban di zaman penjajahan dan berkembang hingga sekarang. (put/gie)

-
Hukum & Kriminal1 minggu
Identitas Pria Bunuh Diri di Jembatan Suhat Terungkap, 2022 Pernah Coba Lakukan Aksi Serupa
-
Hukum & Kriminal3 minggu
Dua Pelaku Curanmor Diamuk Massa di Alun-alun Kraksaan Probolinggo
-
Kota Batu2 minggu
Pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu Rampung dan Siap Ditempati, Pelaksana Lakukan Perawatan
-
Hukum & Kriminal7 hari
Diduga Depresi Akibat PHK Jadi Satpam, Pria 56 Tahun di Probolinggo Gantung Diri
-
Kediri4 hari
Ground Breaking Pembangunan Stadion Kediri, Mas Dhito Minta Pengerjaan Tepat Waktu dan Mutu
-
Hukum & Kriminal1 minggu
Bunuh Diri dengan Melompat dari Jembatan Suhat, Tubuh Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mati Terbawa Arus
-
Jombang7 hari
Atasi Kerusakan Jalan di Jombang, Bupati Hj Mundjidah Launching Aplikasi IDJO
-
Lumajang3 minggu
Bupati Lumajang Terima Anugerah Upakarti Tinarbuka Artheswara untuk Kategori Bupati