Berita Nasional
Menag Ajak Pemuda Muhammadiyah Kolaborasi Dakwah Keumatan dan Kebangsaan
Memontum Jakarta – Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, mengajak para Pemuda Muhammadiyah berkolaborasi bersama dengan Kementerian Agama dalam dakwah keumatan dan kebangsaan.
Ajakan tersebut, disampaikan Gus Menteri, saat menjadi pembicara di Kuliah Umum Literasi Kebangsaan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (04/04) tadi. Helat ini mengusung tema ‘Pendidikan Multikultural Dikalangan Generasi Milenial di Era Digital’.
Baca juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Kuliah Umum bersama Gus Menteri ini, digelar Pemuda Muhammadiyah secara luring dan daring. Hadir mendampingi Gus Menteri, Kakanwil Kemenag Sulut, Anwar Abubakar, Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, dan Stafsus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo.
“Saya sangat senang dan mencintai Pemuda Muhammadiyah, dan saya mengajak untuk berkolaboraai bersama Kementerian Agama dalam dakwah keumatan dan kebangsaan,” kata Menag di hadapan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Sunanto, dan perwakilan Pemuda Muhammadiyah se Indobesia yang hadir mengikuti Tanwir I Pemuda Muhammadiyah.
Menag Melanjutkan, dalam upaya mengatasi problem keumatan, harus diperkuat dengan literasi keumatan melalui dakwah tanpa ada saling menyalahkan. “Dengan kolaborasi, problem keumatan akan lebih mudah diatasi. Saya menaruh harapan besar kepada PP Muhammadiyah agar mengambil peran dalam program dakwah keumatan dan kebangsaan ini,” jelas Menag.
Menurut Menag, dakwah saat ini harus menyesuikan dengan perkembangan zaman, yaitu digitalisasi. Berbeda dengan dulu, di mana dakwah disiarkan dari kampung ke kampung.
“Dakwah kita harus menyesuaikan dengan era digital seperti media sosial dan menyiapkan sumberdaya manusia dan infrastruktur. Saya kembali menegaskan, tidak ada kelompok yang klaim paling memiliki bangsa ini, apakah itu Muhammadiyah, NU, dan ormas keagamaan lainnya. Semua sama telah berjuang dan meneruskan perjuangam bangsa Indonesia,” ucap Menag.
Gus Menteri menegaskan bahwa, Kemenag siap berkolaborasi dengan Pemuda Muhammadiyah lewat berbagai program yang bisa disinergikan, mulai dari program kemaslahatan umat, pendidikan, beasiswa, pesantren, dan program lainnya.
“Ke depan kita bisa bertemu lagi dan menyusun program kerjasama ini agar terstruktur. Dan program ini tidak hanya terbuka di Kemenag melainkan di kementerian lainnya. Wajah masa depan Muhammadiyah tergantung dari geliat dan peran dari Pemuda Muhammadiyah,” kata Menag. (hms/nag/aye/ed2)