Kota Malang

Menkominfo : Santunlah Ber-Medsos Agar Pemilu Damai

Diterbitkan

-

Menkominfo Santunlah Ber-Medsos Agar Pemilu Damai

• Walikota Malang Ajak Masyarakat Jaga Predikat Kota Terkondusif Jatim

 

Memontum Kota Malang – Di era revolusi industri 4.0, informasi yang bertebaran di dunia maya berkembang tak terkendali. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi netizen (masyarakat pengguna gawai) akan pemahaman berita hoax dan konsekuensinya. Pun sosialisasi UU ITE belum sepenuhnya menjangkau masyarakat di level bawah yang mudah terbawa arus dan emosi.

Menyadari hal ini, Menkominfo RI, Rudiantara, mengajak seluruh masyarakat Kota Malang untuk santun bermedia sosial, dalam acara “Santun Bermedia untuk Pemilu Damai, di Gedung Kesenian Gajayana, jalan Nusakambangan, Kota Malang, Sabtu (16/3/2019). Turut hadir, Walikota Malang Sutiaji, Kapolda Jatim Irjen Lucky Hermawan, Kaukus Media dan Pemilu Agus Sudibyo, Tokoh Pers Nasional Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL, Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo, Ketua IJTI Yadi Hendriana, serta bintang tamu Sudjiwo Tedjo, D’Kross, Museum Musik Indonesia (MMI), Topan dan Nanda.

Walikota Malang Sutiaji, berdialog dengan Sudjiwo Tedjo. (rhd)

Walikota Malang Sutiaji, berdialog dengan Sudjiwo Tedjo. (rhd)

Menkominfo RI Rudiantara mengatakan, hingga akhir Februari 2019, setidaknya ada sebanyak 700 konten hoaks dan hate speach yang bertebaran di media sosial, terutama terkait pesta politik Pemilu 2019. Menurutnya, dalam bermedia sosial setiap netizen harus berhati-hati, dan tabayun (klarifikasi).

“Kirim dan terima postingan itu sama-sama bayar, jadi jangan sembarangan menerima dan mengirim. Netizen harus hati-hati, jangan sampai ikut menyebarkan konten negatif, hate speach, dan hoaks. Selain rugi data internet, juga berdampak lain seperti rusaknya pertemanan dan sanksi hukum UU ITE,” jelas Rudiantara.

Advertisement

Menkominfo mencontohkan penggunaan kata ‘Jancuk’, di komunitas Jawa Timuran merupakan ungkapan khas masyarakat Surabaya, Malang dan Lamongan. Namun, bisa diartikan umpatan jika di luar komunitas.

“Kalau itu diucapkan dalam satu komunitas tidak akan jadi masalah. Seperti Jancuk di Surabaya dan Malang, Anjing di Bandung. Tapi kalau diucapkan atau di-posting di media sosial, yang notabene di luar komunitas, bisa salah paham dan jadi masalah,” tegasnya, dihadapan Jancukers, penggemar fanatik budayawan Sudjiwo Tedjo.

 

Advertisement

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas