Pemerintahan
Minat Sekolah SD Negeri Menurun, Komisi VI DPRD Trenggalek Tekankan Dinas Pendidikan Lakukan Evaluasi
Memontum Trenggalek – Keinginan masyarakat untuk menyekolahkan anak di Sekolah Dasar Negeri menurun, Komisi VI DPRD Kabupaten Trenggalek tekankan Pemkab Trenggalek utamanya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga lakukan evaluasi. Diketahui kondisi seperti ini terjadi secara terus menerus dari tahun ke tahun.
Berdasarkan evaluasi Komisi VI DPRD Trenggalek, menurunnya minta masyarakat untuk menyekolahkan anak di SD Negeri sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan.
“Penurunan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak di SD Negeri semakin parah di 3 tahun terakhir. Dan ini perlu adanya evaluasi,” ungkap Ketua Komisi VI DPRD Trenggalek, Mugiyanto saat dikonfirmasi, Rabu (12/02/2020) sore.
Menurutnya, beberapa hal yang dimaksud apakah terjadi akibat pembinaan yang belum diterapkan di tingkat SD, atau kualitas belajar mengajar dan kurikulum yang perlu diperbaiki.
Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) dibeberapa sekolah, Komisi VI menemukan adanya sekolah yang tidak produktif. Salah satunya jumlah murid yang sangat sedikit, bahkan ada 1 Sekolah Dasar yang hanya ada 60 murid dari kelas 1-6.
“Kami minta data dari Dinas pendidikan, SD Negeri mana saja yang muridnya sedikit. Apakah layak untuk di-regrouping atau tidak,” imbuhnya.
Meski jumlah murid yang sedikit, jika lokasi sekolah tersebut di daerah terpencil, maka akan dijadikan bahan pertimbangan untuk dilakukan regrouping atau tidak.
“Seperti SDN 2 Dermosari Kecamatan Tugu, karena lokasinya di daerah perbatasan dengan Ponorogo, walau muridnya sedikit, tetapi jarak rumah dengan sekolahan cukup jauh, itu tetap akan dipertahankan,” kata Mugiyanto.
Menyikapi adanyasekolah yang dikira kekurangan murid ini, pihaknya akan memfasilitasi mulai sarana dan prasarana yang dikira kurang selayaknya diberi anggaran. Agar sekolah tersebut bisa berinovasi, dan meningkatkan proses belajar mengajarnya.
“Saya berharap kepada guru guru yang ada, agar membuat inovasi inovasi, hasil lulusan dari SDN yang dibinanya tersebut menjadi berkwalitas. Sehingga mendapat kepercayaan masyarakat, untuk menyekolahkan anaknya di situ,” tuturnya.
Dikatakan Mugiyanto, jika jarak sekolah dengan sekolah lain berdekatan, maka akan di Regrouping. Tetapi, sebaliknya jika sekolah dasar tersebut di daerah terpencil, jauh dari perbatasan, maka sekolah tersebut akan pertahankan.
Berkurangnya jumlah murid SD ini diduga lantaran berhasilnya program keluarga berencana (KB).
“Di sisi lain ada peningkatan mutu dan kualitas di sekolah swasta, sehingga menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disekolah yang dianggap favorit,” pungkas Mugiyanto. (mil/oso)