Kota Batu
Miris, Sumber Mata Air Tinggal 50 Persen
Memontum Kota Batu – Kemajuan di Kota Batu yang pesat ternyata berimbas negatif kepada lingkungan sekitar, bukti salah satunya yaitu berkurangnya sumber mata air di Kecamatan Bumiaji mencapai 50 persen lebih. Hal mencengangkan tersebut dijelaskan oleh Anggota Tim Peneliti Impala Water Spring Research.
Lius Alffiando salah satu anggota IWSR menjelaskan, peneliataan yang dimulai sejak September silam hingga Oktober 2018 ini memperlihatkan adanya pengurangan sumber mata air yang sangat disayangkan. Jika hal ini dibiarkan, jelasnya, akan berimbas besar kepada produksi air bersih untuk masyarakat serta merusak ekologi.
“Ya benar, usai kami teliti sebelumnya ada 111 sumber, namun sekarang hanya 52 sumber saja yang tersisa. Penelitian ini meliputi debit, rasa, warna, kualitas, dan pemanfaatan,” jelas dia, Rabu (14/11/2018). Lanjut Lius, dalam hasil penelitian, memang warga memanfaatkan air dari sumber untuk pertanian. Hilangnya sumber ini disebabkan banyaknya bangunan baru yang dibangun sangat berdekatan dengan sumber mata air.
” Bangunan itu rata-rata tidak sampai 200 meter bahkan ada yang hanya berjarak 100 meter. Jika pemerintah membiarkan hal ini bisa dipastikan 10 tahun kedepan sumber air di Kota Batu bisa hilang atau mengecil, ” keluhnya.
” Total ada sektiar 17 pelanggaran di 52 sisa sumber air aktif di Batu. Pemerintah wajib memantaunya,” tambah dia mahasiswa yang juga tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (Impala) Universitas Brawijaya.
Terpisah, Punjul Santoso, Wakil Wali Kota Batu, saat dikonfirmasi adanya pengurangan sumber mata air berujar jika segera mengagendakan diskusi terbuka yang membahas tentang sumber mata air dan bagaimana menjaganya.
Pemerintah, ungkap Punjul, sudah mengimbau seluruh sekolah, hotel, dan tempat memiliki sumur resapan.
” Suatu ketika Kota Batu ini pasti butuh sumur resapan. Kami juga perlu memelihara sumber mata air di Kota Batu,” tutupnya. (Bir/yan)