Lumajang
Pasca Ditutup Warga, Jalan Jugosari-Jarit di Perbaiki oleh Pengusaha Tambang
Memontum Lumajang – Ruas Jalan Jugosari-Jarit yang rusak parah akibat hilir-mudik truk-truk pengangkut pasir akhirnya diperbaiki oleh para pengusaha, hal ini dilakukan secepatnya guna menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Lantaran sebelumnya ruas jalan ini ditutup oleh warga setempat.
“Ya kita talangi dulu , antisipasi warga biar tidak gejolak, pasti nya saya gunakan anggaran CSR ,” Kata Sugiono, salah seorang perwakilan Pengusaha tambang pasir, Minggu(6/5/2018).
Saat ditanya berapa anggaran yang digelontorkan untuk perbaikan, Perwakilan Pengusaha Pasir ini mengatakan masih belum diketahui, pasalnya masih dalam pengerjaan dan belum selesai.
“Insya Alloh besok sudah rampung, kalau anggaran kurang tau masalae belum kelar,” terangnya.
Sebelumnya warga Desa Jarit Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang beramai-ramai menutup jalan setempat, kamis(3/5/2018) .
Terkait hal tersebut Perwakilan para Pengusaha pasir mendatangi Pemkab Lumajang, Jumat(4/5/2018) guna mendesak pemerintah agar segera melakukan perbaikan jalan untuk menghindari konflik sosial di masyarakat. ia juga menyampaikan bahwa pihaknya sebagai pengusaha pasir selama ini sudah melakukan kewajiban serta mentaati terkait aturan yang berlaku. yaitu dengan membayar pajak yang wajib dibayar oleh pengusaha dan juga CSR.
Menurutnya, penutupan jalan yang dilakukan masyarakat pada intinya mendesak pemerintah agar segera melakukan perbaikan jalan, pihaknya juga menyatakan setelah mengadu ke Pemkab, senin akan berkoordinasi dengan Kecamatan, terkait pendanaan perbaikan jalan perwakilan Pengusaha tidak tau akan di ambilkan darimana yang jelas Pengusaha sudah membayar pajak dan juga CSR.
Jalan yang ditutup warga adalah jalan yang dilalui armada pengangkut pasir dari 5 perusahaan tambang, untuk jalan permanen angkutan tambang akan direalisasikan pada 2019. Armada pasir yang lewar terdiri dari, 1 dari gondoruso 4 dari Jugosari, diantaranya Perusahaan tambang, Pasirindo, Mutiara Pasir, Nur Mubarok dan LJS, para pengusaha tambang merasa was-was jika keinginan warga tidak segera dipenuhi. (adi/yan)