Kota Malang
Pasca Vaksinasi PMK, Hewan Ternak di Kota Malang Lakukan Cek Sampel Serum
Memontum Kota Malang – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang pada hewan ternak di Kota Malang, kini kasusnya sudah tidak ditemukan lagi. Namun, untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispangtan) Kota Malang terus melakukan berbagai upaya, seperti pengambilan sampel serum pada hewan ternak.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Ternak Dispangtan Kota Malang, drh Anton Pramujiono, menyampaikan dalam pengambilan sampel serum tersebut, bertujuan untuk melihat efektivitas pasca vaksinasi yang telah diberikan sebelumnya pada hewan ternak. “Pengambilan serum ini untuk melihat efektivitas dari vaksinasi yang telah diberikan sebelumnya. Baik yang sudah vaksin 1 atau 2. Jadi itu diambil serumnya, di tes untuk dilihat antibodinya, apakah sudah sesuai atau tidak,” ucap Anton, saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022) tadi.
Dijelaskannya, dalam pengambilan sampel serum tersebut dilakukan pada empat kecamatan di Kota Malang. Yakni Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Kedungkandang. Pengambilan sempel oleh Lab Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
“Kita dapat jatah 73 sampel yang diambil dari 4 kecamatan di Kota Malang. Itu diambil oleh Lab BBvet Wates. Saat ini masih menunggu hasilnya kurang lebih sampai bulan depan, tapi nanti diinformasikan lagi,” lanjutnya.
Baca juga :
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Untuk hasil dari sampel serum hewan ternak tersebut, masih belum diketahui dan masih menunggu. Sebab masih harus antri untuk pengecekannya. Pada antrian tersebut juga bukan hanya dilakukan oleh Kota Malang saja namun juga kota/kabupaten di tiga provinsi.
“Karena koordinatornya di Lab BBvet Wates, yang mencakup tiga provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Itu juga terdiri dari kota/kabupaten yang juga melakukan hal yang sama. Hal itu yang bikin lama dan harus menunggu antrian,” katanya.
Sebagai informasi, kasus PMK di Kota Malang, sejak bulan September hingga bulan November 2022, kini sudah tidak ditemukan lagi. Menurut, data dari Dispangtan, hanya ada tiga ekor hewan ternak yang mati karena terkena PMK. Beberapa ratusan hewan ternak lainnya, ada yang sembuh dan juga dilakukan pemotongan.
Dirinya berharap, agar ke depan tidak ditemui kasus tersebut lagi. “Alhamdulillah, dari hasil survelens dan vaksinasi dari peternak sejak bulan September sudah tidak ada kasus lagi. Mudah-mudahan sudah gak ada kasus lagi,” imbuh Anton. (rsy/gie)