Jember

Pasutri Tuna Netra Warga Jember Berjuang Hidup

Diterbitkan

-

Pasutri warga miskin yang sama mengalami Kebutaan ketika menerima sumbangan. (rir)

Memontum Jember – Pasangan suami istri (Pasutri) asal Dusun Jatiagung, Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Rukiban (55) dan Sutikah (50), harus rela menjalani nasib yang mungkin tidak dikehendaki oleh kebanyakan orang maupun dirinya, namun kenyataan ini harus mereka jalani berdua dengan lapang dada.

Sudah setahun lebih Pasutri ini menjalani bahtera rumah tangga dengan kondisi kebutaan. Keduanya mengalami kebutaan total pada bola matanya. Suami (Rukiban) sendiri menyandang cacat tuna netra semenjak usia kecil, sedangkan istrinya baru menyusul mengalami hal yang sama setahun lalu.

Anak perempuan semata wayangnya Miyarni sudah menikah, kini Miyarni dengan berat hati harus meninggalkan kedua orang tuanya yang tidak bisa bekerja lagi. Miyarni ikut suami yang bertempat tinggal di Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas.

“Di sini hanya tinggal berdua yang sama-sama buta, terkadang untuk ke kamar mandi saja atau ke dapur harus saling tuntun-menuntun, saya pasrah saja,” ujar Sutiyah kepada Memontum.com , kamis (8/8/2019) malam.

Advertisement

Kata Rokiban, Miyani setiap pagi dan sore selalu meluangkan waktu mengirim makanan untuk orang tuanya. Walaupun ia sendiri hidupnya juga susah. Sang suami bekerja sehari-harinya sebagai buruh dan kuli, dengan penghasilan yang pas-pasan.

Terkadang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya kurang, bahkan bisa di katakan jauh dari cukup. Namun dia sebagai anak, tidak melupakan rasa baktinya kepada orang tuanya, apalagi di saat orang sudah tidak berbuat apa – apa.

“Sebetulnya saya kasihan sama anak saya, karena mereka juga hidupnya sengsara karena pekerjaannya sebagai buruh tani dan terkadang mencari ikan di sungai,” katanya.

Sehari-hari pasutri tuna netra ini hanya bisa beraktivitas dengan duduk-duduk dan berjalan saja, sambil di temani tongkat sebagai sahabat sejatinya yang menuntun kemana mereka harus melangkah.

Advertisement

“Ya mau bagaimana lagi, lha wong saya dan suami tidak bisa melihat, jangankan untuk bekerja mencari nafkah, untuk memasak saja sudah tidak bisa,” ucap Sutikah.

Baca : 6 Tahun Derita Stroke, Warga Kotalama Belum Tersentuh Bantuan

Tidak jarang, tetangga sekitar yang kasihan melihat kondisinya, mengirim makanan maupun sembako dan terkadang ada juga uang.

Sementara Camat Gumukmas Imam Sudarmaji dikonfirmasi di kantor mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapat atau menerima laporan ataupun aduan terkait adanya warga rumah tangga miskin yang sama –sama mengalami Kebutaan.

Advertisement

“Kami tidak pernah mendapat laporan baik dari Desa maupun pengaduan warga, hari ini juga kami beserta rombongan akan mendatangi rumah Rukiban untuk mengecek kondisi yang sebenarnya, untuk melihat langsung keadaannya, sambil memberi bantuan paket sembako, ” ujar camat yang akrab disapa Imam ini.

Pihaknya sambung Imam, juga akan mengecek selama ini Rukiban dan istri sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah atau belum, jika tidak pernah pihaknya akan mendata dan mengajukan bantuan untuk mereka melalui Pemerintah Kecamatan Gumukmas. (rir/yud/oso)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas