Surabaya
Peduli Lombok, Gabungan OPA Surabaya Dirikan Posko Bencana
Memontum Surabaya – Gerak cepat penanganan bencana gempa bumi 7 SR yang memporak-porandakan Lombok membutuhkan segala potensi, mulai dari bantuan logistik, obat-obatan, kebutuhan MCK sampai sumber daya manusia (SDM). Luasnya area terdampak gempa, Sabtu (5/8) malam, membuat masih banyak pemukiman warga yang belum tersentuh bantuan.
Kondisi ini direspon beberapa pionir organisasi pecinta alam (OPA) dari lingkungan kampus maupun umum, untuk mengkoordinir bantuan dari masyarakat Surabaya. “Teman-teman dari banyak OPA yang ikut rapat koordinasi kemarin menyepakati poskonya didirikan di Prapala,” terang Ketua Umum Prapala Stikosa AWS Meryta Syane, Kamis (9/8).
Selain menampung bantuan untuk korban gempa, mahasiswi yang akrab dipanggil Udun tersebut, mengatakan pendirian posko juga untuk koordinasi SDM yang akan dikirim ke Lombok. “Tahap pertama yang akan berangkat tiga orang masing-masing dari Mapas ITATS, Mapalas Unitomo dan Prapala. Mereka diharapkan langsung berkoordinasi dengan pusat koordinasi (posko) induk di Lombok sekaligus memetakan wilayah mana yang butuh bantuan mendesak terutama SDM, logistik dan trauma healing. Itu sebagai acuan untuk pengiriman tim-tim selanjutnya,” bebernya.
Potensi search and rescue unit (SRU) di Surabaya memang cukup banyak. Namun tidak semua bisa dioptimalkan kendati sudah ada elemen lain yang juga muncul dari gabungan OPA. “Prinsipnya kita hanya ingin potensi SDM ini bisa optimal demi kemanusiaan. Apalagi dari informasi anggota kami yang berdomisili di Lombok, masih banyak desa yang aksesnya tertutup dan belum tercover bantuan. Kemungkinan juga banyak korbannya,” timpal Wawan Iswayudi, anggota senior Prapala.
Hal ini dibenarkan Windhy Arisman, salah satu dedengkot SAR Surabaya. Menurut dia, jika menunggu urusan administrasi untuk berangkat seperti yang jadi prosedur potensi SAR sebelumnya, ada kemungkinan korban terus bertambah. “Kita bicara nyawa, semakin cepat tertolong tentu lebih baik. Yang penting, keberangkatan SDM maupun bantuan yang kita kirim ke Lombok langsung dikoordinasikan dengan posko induk bencana maupun SMC (SAR Mission Coordinator),” terangnya.
Hingga update terakhir Kamis siang versi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan korban meninggal dunia akibat gempa mencapai 131 jiwa. Namun jumlah itu bisa lebih banyak karena kondisi di lapangan masih belum memungkinkan laporan terperinci.(pra/ono)