Lumajang

Pekerjaan Proyek Jargas Lumajang Terus Dikeluhkan Masyarakat, Truk pun Jadi Korban

Diterbitkan

-

Pekerjaan Proyek Jargas Lumajang Terus Dikeluhkan Masyarakat, Truk pun Jadi Korban

Memontum Lumajang – Proyek pemasangan pipa jaringan gas bumi atau Jargas di Kabupaten Lumajang, terus dikeluhkan warga. Keluhan tersebut muncul, dikarenakan sejak awal pemasangan hingga saat ini pekerjaan proyek Jargas, dinilai minim sosialisasi dan banyak merugikan masyarakat.

Dari pelaksanaan pekerjaan yang tidak profesional dan terkesan asal-asalan, hingga banyaknya warga yang terperosok ke lubang galian karena tidak adanya rambu yang terpasang. Seperti salah satunya, yang disampaikan tokoh masyarakat Klakah, Cong Noji, kepada Memontum.com.

Dirinya mengatakan, bahwa tidak ada rambu pada galian. Sehingga, membuat orang yang tidak tahu, menjadi korban. “Seperti kemarin, ada kejadian di depan toko bangunan Klakah. Yakni, sempat ada truk terperosok masuk ke dalam lubang galian, karena tidak ada rambu. Selain itu, galian itu dibiarkan begitu saja sehingga masyarakat banyak dirugikan,” ujarnya Selasa (20/12/2022) tadi.

Menurutnya, permasalahan ini sebenarnya sudah lama mencuat. Hanya saja, belum adanya tindakan dari pihak terkait atau perbaikan pengerjaan dari pelaksana proyek. “Mulai pertama, selalu ada kesalahan dan sampai saat ini, tidak ada tindakan dari pihak terkait. Kita sebagai masyarakat, cuma bisa teriak menyampaikan dengan harapan bisa ada perbaikan. Seperti di sini, ada Forkopimca mulai Polsek, Koramil, kecamatan harus turun tangan,” terang Cong Noji.

Advertisement

Menurutnya, terkait permasalahan yang ditimbulkan dari pelaksanaan proyek Jargas, masyarakat berharap ada tindakan tegas dari pihak terkait. Itu karena, pihak pelaksana terkesan bandel dan tidak peduli dengan keselamatan warga.

Baca juga :

Cong Noji juga menyatakan, jika dirinya juga pernah menyampaikan langsung pada Bupati Lumajang, terkait permasalahan ini. “Kalau soal permasalahan di masyarakat ini, saya sudah mungkin yang ke tiga kalinya. Karena, dahulu setelah digali, kemudian ditinggalkan begitu saja. Setelah itu, masyarakat terpaksa mengatasi sendiri dengan cara menutup lubang-lubang yang sudah digali waktu itu untuk memasukkan pipa besar. Setelah itu, digali lagi untuk memasukkan pipa kecil, kemudian itu ditinggal lagi. Bahkan, saya pernah menyampaikan kepada Pak Thoriq (Bupati, red) pada acara Klakah Salawat,” jelasnya.

Cong Noji pun mempertanyakan, siapa yang harus bertanggung jawab dalam proyek ini. “Dan sepertinya, mereka bukan tenaga ahli yang ditempatkan. Bahkan, condong ini tenaga gali pipa. Maaf lho mas, jangan sampai salah mengabarkan, jangan seakan-akan masyarakat Klakah, itu tidak menerima pembangunan ini. Masyarakat hanya mempersoalkan terkait pelaksanaan pekerjaan. Kalau di Kampung Pesantren kemarin, sudah kita larang mas. Jadi, saya bukan melarang orang bekerja, tetapi saya ingin tahu siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Dirinya pun meminta, supaya ada pihak yang bertanggung jawab melakukan pengawasan agar galian tersebut tidak menimbulkan korban dan kerugian masyarakat. “Mirisnya, tidak sedikit anak-anak juga terperosok ke dalam lubang galian. Bisa di cek ke kampung kampung, cuma penyampaiannya harus ke mana. Seharusnya ada pihak-pihak terkait yang harus bertanggung jawab dipermasalahan ini dalam melakukan pengawasan. Seharusnya, ada sosialisasi dan setiap pelaksanaan ada pemberitahuan. Tapi ini tidak ada, ini yang perlu dipertanyakan,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara itu, Construction Area Superintendent Jargas Kabupaten Lumajang, Indra, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp menyatakan akan menindak lanjuti terkait keluhan masyarakat. “Baik Pak, langsung saya info ke PPK selaku Pimpro proyek ini, ” terangnya singkat. (adi/gie)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas