Kota Malang
Pemkot Malang Ajak Warga Memilah Sampah
Memontum Malang – Produksi sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh wilayah di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan di berbagai daerah guna mengatasi persoalan sampah yang jumlahnya juga relatif meningkat. Baik oleh instansi pemerintah maupun oleh para penggiat lingkungan hidup.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga tak berhenti berkampanye untuk menjaga lingkungan hidup.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah mengurangi jumlah sampah plastik. Selain itu, DLH juga mulai akan mengkampanyekan memilah sampah.
Hal itu dilakukan juga sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam membangun kepedulian masyarakat terhadap keberadaan sampah. Sebab, dua tahun mendatang, jika sampah tidak dipilah oleh masyarakat, sampah rumah tangga tidak akan diangkut oleh petugas DLH untuk kemudian diangkut le Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Plt Kepala DLH Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, saat ini, Pemkot Malang juga telah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Malang pengurangan sampah plastik. Tidak hanya itu, upaya pengurangan sampah plastik juga direncanakan akan diatur dalam Perwal.
“Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah serius kami untuk mengurangi sampah plastik,” terangnya, Senin (8/7/2019) siang.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar mulai membiasakan diri untuk mengurangi bahkan tidak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya membawa kantong belanja ramah lingkungan yang tidak dibuat dari plastik.
“Seperti saat belanja misalnya, para ibu rumah tangga pergi ke pasar dengan membawa kantong belanja yang ramah lingkungan,” imbuhnya kepada awak media.
Sebab menurutnya, selain ramah lingkungan juga jauh lebih ekonomis jika dibandingkan dengan menggunakan plastik yang hanya digunakan sekali kemudian dibuang dan menimbulkan sampah plastik yang sulit untuk diurai.
“Plastik sangat susah diurai. Apalagi kalau sudah nggak dipakai dibuang di sungai. Wah, itu sangat tidak bagus,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sedotan serta minuman kemasan. Menurutnya, selama masih bisa menggunakan botol minuman yang ramah lingkungan, dia menyarankan untuk membawa bekal saat akan bepergian.
“Sampah plastik yang sumbernya dari rumah tangga jumlahnya sungguh luar biasa. Indonesia tercatat penyumbang sampah plastik terbesar. Sehingga kita harus mulai mengurangi ketergantungan pada plastik,” imbuhnya.
Dimana hal tersebut juga dilakukan sebagai salah satu upaya agar proses daur ulang sampah menjadi lebih mudah dan tidak menumpuk di TPA.
“Ayo pilah sampah dari tumah masing-masing. Dua tahun ke depan, kalau sampah tidak dipilah, tidak akan diambil oleh petugas,” urai Diah Ayu. (kik/oso)