Pemkot Malang Gandeng UMM Wujudkan Destinasi Wisata Halal di Kota Malang

Sementara itu, Kepala Lab Sentral UMM Dr Ir Elfi Anis Saati, MP, mengatakan sekitar 170 peserta yang mengikuti Bimtek, dan 70 peserta yang mengikuti Bazar.

“Ada 100 undangan dari dinas dan 70 peserta internal UMM, dimana ada 35 dosen makul karir dan kewirausahaan, sisanya mahasiswa UMM melalui beberapa UKM. Untuk bazar ada 70 peserta dalam 50 stand, termasuk 20 stand milik mahasiswa UMM yang ikut Halal Center UMM,” terang Elfi, sebagai Ketua Panitia Pelaksana.

Sebenarnya destinasi wisata halal ini sudah dilakukan beberapa pengusaha muslim, seperti hotel syariah, tour & travel umroh dan haji, makanan halalan thoyiban, dan lainnya. Pemkot Malang lebih memaksimalkan dan mewadahi potensi-potensi tersebut.

“Jika diidentikkan dengan wisatawan muslim, khususnya dari Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, dan lainnya, data yang tercatat sejak tahun 2018 masih 200-an. Namun sebagian negara lain yang non muslim, seperti Jepang, sudah sebagai gaya hidup. Terlebih kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk halal cukup tinggi,” jelas Kepala Kebudayaan dan Pariwisata Ida Ayu Made Wahyuni, sebelum menyerahkan apresiasi kepada stand halal terbaik, yaitu UMM, Ubud Hotel, Brawijaya Edu Park, kampung Biru, dan Trifel.

Senada, Rektor UMM Fauzan mengatakan branding wisata halal merupakan sebuah penguatan yang layak ditumbuhkembangkan sebagai gaya hidup, terutama di Indonesia sebagai negara muslim terbesar pada semua lini.

“Di Arab, hal ini sudah menjadi gaya hidup. Sementara di Indonesia baru saja menghangat. Meski pada prinsipnya sudah terjadi. Perlu persamaan cara pandangnya. Contoh kecil, beberapa restoran belum ada musholla, bahkan kalau ada ukurannya kecil. Berbeda dengan Pertamina, meski produknya BBM, tapi mushollanya cukup baik,” tukas Fauzan. (rhd/yan)

Laman: 1 2