Pemerintahan
Penanganan Kemiskinan di Trenggalek Dilirik Kabupaten Ngawi
Memontum Trenggalek – Terkesan dengan penanggulangan kemiskinan yang diterapkan di Kota Keripik Tempe, Kabupaten Ngawi kunjungi Kabupaten Trenggalek dengan mengirimkan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), Kamis (27/05/2021) siang.
Delegasi yang dikirim ini ditujukan untuk melakukan study tiru program penanganan kemiskinan di Kabupaten Trenggalek untuk bisa diterapkan di daerahnya.
Baca juga:
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
Kunjungan kerja TKPKD Kabupaten Ngawi sendiri dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko dan disambut langsung oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Natanegara beserta jajaran di Gedung Smart Center Trenggalek.
“Alhamdulillah hari ini kita kedatangan Tim Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Ngawi. Karena seperti yang diketahui, Trenggalek menjadi salah satu kabupaten rujukan penanganan kemiskinan. Makanya berbagai daerah telah melakukan study tiru penanganan kemiskinan kesini,” ungkap Wabup Syah.
Dijelaskan Wabup, Trenggalek yang dulunya dianggap miskin, kini sukses melakukan penanggulangan permasalahan kemiskinan secara terpadu.
Pendapatan Asli Daerah di Trenggalek memang tidaklah besar, namun Trenggalek dianggap sukses dalam mengendalikan kemiskinan di daerahnya.
“Berawal dari tekad besar Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (Ketua TKPK pada waktu itu) yang kini telah menjadi Bupati di Trenggalek saat ini, menggagas sebuah gerakan. Upaya kemiskinan yang murni digagas olehnya ini tidak lagi di sebut program melainkan sebuah gerakan yang dinamakan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan),” jelasnya.
Karena gerakan makanya penanganan kemiskinan tidak lagi menjadi tanggung jawab perorangan atau masing masing OPD, melainkan sudah menjadi tanggung jawab bersama secara terpadu.
“Ada tiga poin penting penanganan kemiskinan di Trenggalek. 3 poin penting itu diantaranya sedekah informasi, sedekah partisipasi dan yang ketiga sedekah rizqi,” terang Wabup.
Masih terang mantan anggota DPRD Trenggalek ini, dalam penanganan kemiskinan ini Pemkab Trenggalek mengajak peran serta masyarakat dalam penanganan kemiskinan ini dengan sedekah informasi. Ada relawan yang dibentuk yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi, memverifikasi dan sedekah partisipasi untuk menyalurkan bantuan.
“Kurang lebih ada 17 ribu laporan yang masuk dan 15 ribu diantaranya sudah ditangani. Hal ini sangat membantu pemerintah dalam penanganan kemiskinan, karena tidak mungkin pemerintah mengetahui secara detil satu persatu kondisi masyatakatnya. Pelibatan masyarakat tentunya diharapkan, bantuan maupun intervensi pemerintah bisa diberikan secara tepat sasaran,” tuturnya.
Poin penting ketiga, lanjut suami Fatihatur Rohmah ini, adalah sedekah rizqi. Karena kemampuan anggaran yang dimiliki cukup terbatas maka pemerintah Kabupaten Trenggalek mengajak peran serta forum CSR dan sedekah rizqi dari berbagai pihak bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
“Dengan begitu penanganan kemiskinan di Trenggalek tidak hanya berpangku tangan pada APBN maupun APBD. Sehingga penanganan kemiskinan bisa dilakukan lebih cepat,” imbuhnya.
Menurut Wabup Syah, melalui kerjasama dengan Forum CSR maupun BAZNAS Trenggalek, penanganan kemiskinan di Trenggalek bisa dilakukan lebih baik.
Ada beberapa program didalamya, diantaranya bedah rumah tidak layak huni bagi keluarga tidak mampu, jaminan hidup dan beberapa program lainnya. “Yang paling banyak permintaan keringanan biaya perawatan rumah sakit,” tuturnya.
Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Trenggalek juga tengah fokus memberikan insentif kepada keluarga yang bisa menjaga kesehatan keluarganya. Keluarga yang sehat di Trenggalek akan diberikan insentif daerah.
- Kabar Selebihnya di Trenggalek, KLIK DISINI…
Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko menyampaikan kesuksesan melakukan penanganan kemiskinan inilah yang menjadikan alasan, kenapa Pemerintah Ngawi ingin melakukan study tiru ke Trenggalek.
“Penanganan kemiskinan tidak seperti program-program yang lainnya. Kalau pembangunan selesai dikerjakan akan terlihat hasilnya, namun untuk penanganan kemiskinan ini berbeda. Selain penanganannya yang butuh cepat, namun bila tertangani belum tentu nampak hasilnya,” kata Dwi Rianto.
Menurutnya, di Kabupaten Ngawi membutuhkan program seperti GERTAK Trenggalek untuk bisa menangani permasalahan kemiskinan di Ngawi. (mil/syn)