Surabaya
Peneliti ITS Anggap Tanah di Surabaya masih Muda
Memontum Surabaya – Ahli Geoteknologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Wahyu P Kuswanda menyebut jika tanah di Surabaya tergolong masih muda di bandingkan daerah lain yang ada di Jawa Timur.
Wahyu juga menilai, tembok penahan tanah yang tidak kuat menahan debit air saat musim hujan. Ia menduga, hal itu bisa saja menjadi penyebab amblesnya jalan di daerah Gubeng Surabaya tersebut.
“Daerah Surabaya itu tanahnya termasuk muda, kalau dibandingkan Malang dan sebagainya. Karena kejadian daratan Surabaya itu dari Delta Brantas,” ucap Wahyu, Rabu (18/12).
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan sungai Porong dan sungai Surabaya itu dari Delta Brantas yang membentuk endapan-endapan. “Jadi Surabaya itu dari endapan, tanahnya lunak,” kata Wahyu.
Bahkan ia memberi tahu, bahwa kadar air tanah di Surabaya sangat tinggi. Wahyu pun membandingkan kontur tanah di Surabaya dengan di Blitar.
“Jadi kalau anda rumahnya di Surabaya dan ingin menggali sumur di itu lebih mudah, karena tanahnya lunak. Kalau di Blitar buat Sumur bisa sampai 30 meter karena tanahnya keras. Jadi di situ perbedaannya,” pungkas Wahyu.
Diketahui, Jalan Raya Gubeng tepatnya di depan Toko Elisabeth dan BNI tiba-tiba ambles dan memunculkan rongga dengan panjang lebih dari 20 meter dengan kedalaman 10 meter, pada Selasa 18 Desember 2018 malam. (Sur)