Kota Malang
Penggemar Game ML Tertipu Rp 5 Juta
Memontum Kota Malang — Seorang penggemar game ML (Mobil Lagend), Abinanto Dewabrata (23), warga Jl Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Rabu (7/3/2018) siang, melapor ke Polres Malang Kota. Dia telah menjadi korban penipuan yang dilukakan oleh akun bernama Bur, sesama pecinta ML, hingga mengalami kerugian sebesar Rp 5 juta.
Informasi Memo X (Grup Memontum.com) menyebutkan bahwa korban adalah pengemar Game Online ML. Dari Hobby bermain ML inilah dia kemudian dihubungi oleh akun bernama Bur dengan nomer telp 081364913415. Bur meminta korban supaya gabung ke dalam grup WhatsApp (WA) sesama pecinta game ML. Dengan alasan untuk informasi main bareng game online ML.
Karena tak punya firasat buruk, korban pun bergabung dalam grup WA tersebut sekitar 2 Minggu lalu. Dalam perjalannnya Bur sering menawarkan diamond dan beberapa lainnya yang berhubungan dengan game ML. Karena kebutuhan, korban kemudian membeli 1 akun seharga Rp 5 juta. Pembelian itu sendiri dilakukan dengan cara transfer.
Namun setelah proses transfer tersebut, Bur tidak memberikan akun kepada korban. Bahkan terkesan mengelak saat ditanya masalah akun yang dijualnya tersebut. Puncaknya sekitar 2 hari lalu, korban dikeluarkan dari grup WA. Sementara no WA bur sudah tidak bisa dihubungi lagi.
“Saya mencari informasi tersenyata sudah banyak yang di tipu. Bahkan korbannya tidak hanya dari Kota Malang saja melainkan dari daerah lain. Kalau di Kota Malang sendiri yang saya ketahui sudah ada 3 gamer yang menjadi korban. Modusnya jika ada yang menjadi korban akan dikeluarkan dari grup WA dengan alasan bersih-bersih anggota grup,” ujar Abianto. Karena merasa tertipu, Abianto akhirnya memutuskan datang ke Polres Malang Kota untuk melapor.
Kasubag Humas Polres Malang Kota Ipda Marhaeni menghimbau kepada masyarakat supaya berhati-hati dengan banyaknya modus penipuan. “Jangan mudah percaya kepada orang yang tidak dikenal. Apalagi transaksi melalui online. Banyak sekali modus penipuan. Sebelum melakukan transaksi sebaiknya mencari informasi terkait si penjual. Mungkin mencari informasi tentang si penjual apakah bisa dipercaya atau tidak. Jika meragukan, tidak usah lakukan transaksi,” ujar Ipda Marhaeni. (gie/yan)