Jember

Perangi Hoax, Polres Jember Ajak Ulama dan Tokoh Masyarakat

Diterbitkan

-

Perangi Hoax, Polres Jember Ajak Ulama dan Tokoh Masyarakat

Memontum Jember — Maraknya penyebaran hoax di Indonesia, utamanya terkait penyerangan ulama, membuat Polres Jember bergerak cepat. Gerak cepat ini ditunjukan dengan mengundang dan mengumpulkan sejumlah pihak tokoh agama, ulama, takmir masjid dan organisasi masyarakat untuk menangkal berita hoax ini.

Kegiatan yang digelar di Aula Institut Agama Islam Negeri Jember hari ini akan mendatangkan ulama kondang Ustadz Arifin Ilham untuk menjadi pembicara ceramahnya. Yakni dalam acara seminar ‘Melawan Hoax, Intoleransi, dan Politisasi Agama’.

Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo dalam sambutannya menyatakan, diera digital saat ini orang mudah membuat berita bohong. “Dengan teknologi saya yang saat ini berdiri disini (podium) bisa dibuat berambut gondrong, memakai baju dengan lambang tertentu bahkan bisa juga dibuat seolah memakai rok. Kemudian hasil rekayasa tersebut dengan mudah bisa disebarkan kemana-mana,” katanya.

Kusworo menambahkan,berita hoax yang ada sangat meresahkan dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “Ini bisa membuat situasi yang meresahkan. Berita bohong yang bisa beredar ke mana – mana yang bisa mengancam daripada persatuan dan kesatuan,” kata Kusworo, Senin (19/3/2018).

Advertisement

Salah satu contohnya, lanjut Kusworo, adalah berita bohong tentang penganiayaan ulama. Juga berita bohong tentang kebangkitan PKI. “Nah, di sini kami menyampaikan untuk bertabayyun atau mengklarifikasi. Jangan mudah percaya, bertabayyun dulu,” kata Kusworo.

Demikian juga ketika ingin menyebarkan berita yang diterima. Masyarakat diharap melakukan cek dan ricek dulu. “Cek dulu, kemudian itu bermanfaat atau tidak. Sumbernya juga apakah dipercaya atau tidak. Kalau tidak, nggak perlu kita menyebarkannya,” ujar Kusworo.

Berkaitan dengan intoleransi, Kusworo berharap tidak ada kelompok – kelompok yang melakukan kegiatan intoleran terhadap kelompok lain. “Kita harus sadari Indonesia sudah lahir dengan kebhinekaannya. Itu harus kita hormati dan hargai,” tandasnya.

Mengenai politisasi agama, Kusworo menegaskan pihaknya sudah bersepakat dengan para ulama dan umaro, tidak menggunakan agama untuk berpolitik. Sehingga tidak terjadi keributan, apalagi debat politik yang mengatasnamakan agama.

Advertisement

“Akan ada kesepakatan bersama, seperti tidak melakukan kampanye saat khutbah Jumat atau pada saat kuliah subuh atau saat ceramah pada saat salat tarawih. Karena momennya sudah mau masuk bulan Ramadan,” terang Kusworo.

“Semuanya adalah bermuara untuk menjaga kondusifitas Jember. Oleh karenanya, kita juga mendatangkan ustadz Arifin Ilham dari Jakarta yang memberikan vitamin atau pencerahan bagi kita semua ulama dan umaro, agar menjaga kondusifitas kabupaten Jember,” sambung Kusworo.

Menurut Kusworo, secara nasional ada 46 berita soal penyerangan terhadap ulama. “Hanya empat berita yang benar. Yang 42 adalah berita bohong,” jelasnya. Dimana untuk empat kejadian sendiri pun itu tidak terorganisasi seperti seolah-olah berhubungan satu sama lain sehingga menimbulkan teror di masyarakat.(cw3/nay)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas