Pemerintahan
Perhutani Dukung Pantai Mutiara Trenggalek Dikembangkan Menjadi Investasi Obyek Wisata
Memontum Trenggalek – Upaya Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, untuk mengembangkan potensi investasi di Pantai Mutiara mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Salah satunya adalah Perhutani sebagai pemilik lahan serta dukungan warga masyarakat sekitar yang saat ini mengelola obyek wisata di lokasi tersebut.
Bupati Trenggalek mempertemukan langsung para investor dengan warga di kawasan Pantai Mutiara. Ketua Pokmaswas Rembeng Raya, Kacuk Wibisono, ini menuturkan bahwa warga sangat mendukung karena yang akan dibangun adalah sesuatu yang ramah lingkungan.
“Nantinya kami harapkan dengan pembangunan ini, Pantai Mutiara Watulimo ini bisa dikenal sampai ke mancanegara, jadi kami sangat mendukung,” ucap Kacuk saat dikonfirmasi, Minggu (20/10/2019) pagi.
Terkait konsekuensi yang harus ditanggung oleh warga, seperti menjaga kebersihan, ramah kepada pengunjung, perubahan konsep paradigma maupun bangunan warung atau homestay yang dikelola warga, Kacuk menyatakan bahwa semua masyarakat setuju dan mendukung hal tersebut.
“Yang pasti kita akan menyamakan visi dengan Pemerintah mengenai kebersihan, kenyamanan dan keamanan pengunjung agar ke depannya bisa sama-sama merasakan kemajuan dan hasil jerih payah ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Nur Arifin mengatakan bahwa Pemerintah ingin mendorong ekonomi di Trenggalek agar lebih baik. Salah satu potensi yang sustainable dan ramah lingkungan salah satunya adalah sektor pariwisata.
“Pariwisata ini tidak merusak lingkungan, apalagi bila berbasis eco-tourism pasti tidak merusak apapun, malah justru kita saling menjaga terhadap lingkungan tersebut, sedangkan bila industri nantinya pasti akan ada limbah dan singungan-singgungan yang lainnya,” kata Bupati.
Ia menuturkan, masyarakat juga sangat senang dan mendukung jika nantinya akan didirikan masterplan untuk warung maupun kios agar disebutkan lokasi wisata tidak terkesan kumuh.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa bukan sekedar investasi, namun investasi yang dikembangkan juga melibatkan masyarakat yang akan berpengaruh langsung pada ekonomi.
“Artinya membuka lapangan pekerjaan, kemudian investornya ini terbuka untuk crowd funding, membuka peluang masyarakat ikut urunan atau mereka bisa ikut punya saham,” jelasnya.
Dengan begitu, masyarakat bisa menjadi mitra dan membagi peran. Jika penginapannya dibangun, sisi lain cafe-cafe, warung-warung miliknya masyarakat jadi cukup terbuka dan lebih asyik. Paling lambat akhir tahun ini harus sudah bisa dibangun, sehingga awal tahun sudah bisa ditempati.
Direktur Utama PT. NSI, M. Rifni, sepakat dengan apa yang disampaikan Bupati. Artinya pihaknya harus punya konsep dan supaya masyarakat tidak merasa terlewati, mereka akan diikutsertakan.
“Ajak ini bukan hanya dalam arti membangun bersama saja melainkan mengajak mereka untuk juga punya saham. Konsep kita cottage-cottage ini bukan milik PT. NSI atau PT. SWA, tapi milik mereka. Kalau kerjanya keroyokan semuanya akan bisa dapet dan maju bersama,” lanjut Rifni. (mil)