SEKITAR KITA
Peringati Hari Musik Nasional, 33 Alat Musik Pemberian Belanda Bakal ‘Diruwat’ MMI dan Museum Brawijaya
Memontum Kota Malang – Momen hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret besok, akan dimanfaatkan oleh Museum Musik Indonesia (MMI), berkolaborasi dengan Museum Brawijaya untuk membersihkan instrumen alat musik militer yang terdapat di museum yang terletak di Jalan Ijen, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen itu. Hal ini, sebagaimana disampaikan Ketua MMI, Hengki Herwanto. Bahwa, Museum Brawijaya memiliki koleksi yang cukup berharga namun kondisinya kotor karena di ruang terbuka.
“Acara hari ini adalah dalam rangka membersihkan alat musik disini. Bisa kita lihat bersama bahwa instrumen disini kotor sekali. Harapannya dengan dibersihkan, mudah-mudahan sebagian masih ada yang bisa dimainkan,” ungkapnya, Senin (08/03) tadi
Lebih lanjut Hengki menambahkan, ada pun peralatan yang mereka bawa untuk pembersihan hari ini antara lain detergen, sikat, amplas, maupun cairan pembersih logam. Dengan kegiatan ini pihaknya berharap dapat membangun kepedulian masyarakat khususnya seni musik.
baca juga : Bison Rilis Buku Empat Dekade Sejarah Musik Malang Era 60-90
“Kami berharap dapat membangun kepedulian masyarakat bahwa di Kota Malang itu punya warisan budaya khususnya seni musik. Dimana itu perlu kita kenal, lestarikan, bahkan kalau perlu kita kembangkan juga ke depan untuk kemajuan kebudayaan di negara kita khususnya budaya seni musik,” terangnya.
Ditargetkan Hengki, hari ini semua alat yang mencangkup drum, perkusi, terompet, saxophone, trombone, dan lain sebagainya bisa rampung.
Kepala Museum Brawijaya, Kapten Arm Sustrisno, menjelaskan bahwa 33 instrumen musik yang ada merupakan pemberian dari Belanda untuk Indonesia di tahun 1952.
“Kalau ditaruh di Museum Brawijaya ini sendiri pada tahun 1977. Sedangkan untuk perawatannya selama ini manual, semampu kita bisa. Tapi karena mungkin tempatnya masih di luar kaca dan terbuka seperti ini, akhirnya mudah kotor,” terangnya.
Berdasarkan keterangannya, beberapa alat musik yang ada sebagian besar sudah mulai rusak. Namun Kapten Arm Sustrisno menjelaskan bahwa meski begitu pihaknya akan berdiskusi dengan MMI dalam rangka mengidentifikasi alat musik mana yang masih bisa dipergunakan.
“Setelah selesai dibersihkan, kita mau sama-sama mengidentifikasi alat musik disini. Mulai dari nama, jenis, tahun pabrikannya, bahkan masih bisa dimainkan atau tidak,” tuturnya. (mus/sit)