Berita Nasional

Peringati Haul Gus Dur di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Yeni Wahid Tekankan Hidup Toleransi

Diterbitkan

-

Peringati Haul Gus Dur di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Yeni Wahid Tekankan Hidup Toleransi

Memontum Malang – Bupati Malang, HM Sanusi, bersama Wakil Bupati Malang, H Didik Gatot Subroto, menyambut kehadiran Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, Pembina Barikade Gus Dur di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Minggu (05/02/2023) tadi. Kehadiran putri dari mantan Presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ini dalam rangkaian acara Haul Gus Dur ke-13 dan Peringatan 100 hari tragedi Kanjuruhan.

Kegiatan yang digelar oleh DPC Barikade Gus Dur Kabupaten Malang, itu juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda, para ulama dan sejumlah tokoh lintas agama, serta seluruh Banom dan Lembaga Nahdlatul Ulama di Kabupaten Malang.

”Hari ini kita hadir bersama untuk memperingati Haul Gus Dur. Semoga, hari ini Allah SWT memberikan maghfiroh dan kebaikan. Kegiatan Haul Gus Dur ini baru pertama kali dilaksanakan di Pendopo Agung. Semoga Kabupaten menjadi semakin barokah dan Makmur (Maju, Agamis, Kreatif, Unggul dan Responsif). Sudah lama tidak bertemu, putri dari Gus Dur yang meneruskan perjuangan Gus Dur. Kemana-mana menebarkan kedamaian di antara umat manusia. Mudah-mudahan, beliau sehat walafiat, panjang umur, punya kesempatan menyapa para pecinta Gus Dur di Kabupaten Malang,” kata Bupati Sanusi, saat memberikan sambutan.

Baca juga :

Advertisement

Sementara itu, Yeni Wahid dalam kesempatan itu menyampaikan pentingnya hidup toleransi di tengah masyarakat dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Dikatakannya, toleransi dapat juga dimaknai saling mengenal satu sama lain dan menyebarkan kebaikan. Meski berbeda-beda, namun bisa saling menerima karena muaranya adalah bertujuan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.

Dengan kata lain, tambah Yeni Wahid, selama semuanya memiliki tujuan membuat kebaikan di masyarakat dan saling menghormati. “Itu yang diperjuangkan Gus Dur. Indonesia sekarang ini semakin terkenal justru karena toleransi. Orang dari seluruh penjuru dunia datang ke Indonesia, untuk belajar toleransi. Di tahun 1928, kita sudah berikrar dengan Sumpah Pemuda. Di tahun 1945, para pendiri kemerdekaan bangsa ini menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika karena memang bangsa ini memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Apa yang diperjuangkan oleh Gus Dur soal perdamaian dan toleransi supaya kita tidak terjadi konflik. Karena ketika kita konflik, semisal kampungnya konflik, warungnya tutup semua. Kalau keluarganya konflik, anak-anaknya stress. Apalagi kalau kabupaten yang konflik, ekonomi berhenti dan kesejahteraan turun. Makanya menjaga kebersamaan dan toleransi itu penting,” jelas Yeni Wahid.

Dalam kesempatan ini, Yeni Wahid berharap Kabupaten Malang bisa menjadi salah satu contoh terbaik toleransi bisa dilakukan secara bersama. Harapan itu, baik dilakukan oleh pemimpin dan masyarakat sekalian dengan punya tugas yang sama menjaga Kabupaten Malang. (pro/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas