Sidoarjo
PKM Umsida Dorong Geliat Bisnis Sentra Kerajinan Tas Tanggulangin
Memontum Sidoarjo – Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berusaha mendorong geliat produksi dan bisnis di Sentra Tas di Perumtas 2, Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Program pendampingan dalam rangka membangun keunggulan ekonomi ini, difokuskan mengenai inovasi produk, admisnistrasi keuangan serta pemasaran hasil produksi.
Program kemitraan untuk meningkatkan kreatifitas dan kemandirian kelompok perajin ini merupakan bantuan program Ristekdikti dalam skim PKM Tahun 2018. Realisasi program ini dikomandoi salah satu dosen, Dr Mashudi dengan beranggotakan Dr Luluk Fauziah dan Lailul Mursyidah.
“Program kami fokuskan di sentra kerajinan kulit itu karena disana terkenal dengan sektor perajin tas, sepatu, dompet, jaket kulit dan sejenis yang berbahan kulit. Kani analisa permasalahan pokoknya untuk dikaji dan ditemukan permasalahan pokoknya,” terang Dr Mashudi kepada Memo X, Rabu (26/09/2018).
Mashudi menguraikan berdasarkan analisa di lapangan akses jalan menuju sentra kerajinan kulit itu cukup baik dan sangat lancar. Namun selama menjalankan PKM ini ditemukan permasalahan yakni soal perajin tas dan penjual Tas. Dari kedua mitra pemdampingan ini terdapat 4 pokok permasalahan utama. Keempat permasalahan utama ini harus diselesaikan pokok permasalahannya.
“Hasilnya berdasarkan metode penyelesaian kemitraan itu yakni soal proses produksi, proses administrasi, dan proses pemasaran,” imbuhnya. Mashudi merinci ketiga permasalahan ini harus dicarikan solusinya untuk menumbuhkan geliat bisnis di sentra kerajinan kulit itu. Baginya, masalah proses produksi terkait peralatan untuk menambah kapasitas produksi permintaan (order) kerajinan tas dan inovasi desain produk. Kemudian disusul masalah administrasi. Yakni terkait dengan belum adanya administrasi usaha, terutama laporan keuangan yang baik dan benar sesuai paraturan dalam mengakses dana ke dunia perbankan.
“Terakhir, masalah pemasaran terkait dengan belum adanya sistem inovasi penjualan yang baik. Misalnya menggunakan Teknologi Informasi penjual lewat sistem online dan lainnya,” tegasnya.
Sementara untuk mengatasi sejumlah permasalahan itu, Mashudi dkk menawarkan sejumlah solusi dalam merealisasi PKM itu. Diantaranya, solusi untuk permasalahan proses produksi adalah melalui PKM disediakan alat penambah mesin jahit bagi perajin tas. Tujuannya agar kapasitas produksi bisa naik 50 persen dari sebelumnya. Selain itu, melatih keterampilan desain tas untuk menghasilkan desain tas unik serta menaikkan omzet pendapatan.
“Sedangkan untuk masalah administrasi digelar pelatihan manajemen keuangan. Tujuannya untuk melihat perkembangan usaha dan akses dana ke perbankan serta mendapat pinjaman modal. Sementara untuk masalah pemasaran melalui pembuatan website. Selain pelatihan internet marketing agar pangsa pasar lebih luas, tidak terbatas daerah Sidoarjo saja tetapi terjangkau hingga ke wilayah lainnya,” pungkasnya. (Wan/yan)