Kabupaten Malang
Posko Postmortem Crisis Center Terus Optimalkan Call Center dan Kades dalam Pendataan Korban Meninggal Kanjuruhan
Memontum Malang – Posko Postmortem Crisis Center terus melakukan pendataan terhadap jumlah korban meninggal atas tragedi Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Salah satunya, yakni dengan memanfaatkan call center yang sudah disiapkan.
“Call center ini dimaksudkan untuk membantu dalam pendataan jumlah korban meninggal dunia. Salah satunya, keluhan yang disampaikan oleh keluarga korban, bahwa jika keluarga atau sanak saudaranya menjadi korban,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Drg Wijanto Wijoyo, kepada Memontum.com, saat dihubungi via telepon, Rabu (05/10/2022) tadi.
Melalui call center ini, tambahnya, keluarga atau warga tidak hanya melaporkan. Namun, juga membantu petugas dalam mengidentifikasi siapa-siapa yang menjadi korban.
“Dalam tragedi itu, tidak semua korban terdata di rumah sakit. Makanya, kita mencoba menjangkau korban-korban yang langsung dibawa pulang. Inilah, yang dijembatani agar bisa terdata,” tambahnya.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Selain terdata, ujar Kadinkes Kabupaten Malang, nantinya juga melibatkan peran kepala desa (Kades) dan Camat. Artinya, melakukan pengecekan dan memastikan, bahwa informasi yang disampaikan benar adanya.
“Inilah yang terus kita lakukan. Sehingga, tidak semua data bisa masuk atau keluarga, dengan mudah. Jadi, benar-benar valid,” paparnya.
Karenanya, ungkap Wijanto, dalam pembentukan Posko Postmortem, juga melibatkan Biddokkes Polda Jatim. Tujuannya, untuk memudahkan dalam pendataan korban dan pembuatan berita acara yang sesuai.
“Jadi, ini untuk kevalidan,” tambahnya.
Disinggung mengenai jumlah korban meninggal, Wijayanto mengungkapkan, bahwa petugas di lapangan sementara masih terus bekerja. Salah satunya, mengklarifikasi temuan kepada keluarga dan pihak pemerintahan desa hingga kecamatan.
Sebagaimana diberitakan, dari data terakhir yang dirilis, sebanyak 131 korban meninggal dalam insiden Stadion Kanjuruhan. Jumlah itu, belum termasuk korban luka dan pendataan korban meninggal masih terus dilakukan. (sit)