Kota Batu
Program Smart City di Kota Batu Belum Dirasakan Manfaatnya
Memontum Kota Batu –Apa kabar Smart City Kota Batu atau biasa disebut Batu Among Tani Teknologi (BATT) yang menghabiskan anggaran Rp 10 miliar. Hingga saat ini masyarakat masih menantikan fungsi dan manfaat yang bisa dirasakan. Usai soft opening (4/9/2017), belum nampak progres yang signifikan bahkan banyak masyarakat Batu yang tidak tahu serta paham bagaimana cara menggunakan Smart City/BATT.
Dari sepuluh masyarakat Batu dari latar belakang berbeda-beda yang dimintai keterangan apakah dirinya mengetahui apa itu Smart City, jawaban berbeda-beda pun muncul dari obrolan mereka.
Anton Herdi Saputra (34) misalnya warga Desa Junrejo saat ditanya Smart City mengaku sering mendengarnya disurat kabar bahwa Pemkot Batu melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) segera melounching program ini. Akan tetapi, sampai sekarang dirinya tidak tahu bagaimana cara mempergunakan dan memanfaatkan program aplikasi tersebut.
“Sering dengar dari surat kabar, tapi bagaimana memanfaatkannya dan apakah sudah bisa dipergunakan saya tidak tahu bagaimana caranya, ” ungkapnya, Minggu (12/11/2017).
Bahkan, Anton mengaku sering googling di internet ingin mengetahui apa itu SC, kesulitan mengakses aplikasinya. “Sering googling tapi gak tau bagaimana mencari alamat websitenya. Ya jadi kesulitan mengaksesnya, ” tambahnya.
Ditempat berbeda, Andri Okta petani apel asal Dusun Gintung mengatakan hal sama seperti Anton. Saat ditanya dirinya tidak tahu apa itu SC dan mempergunakan dan menyampaikan keluhan warga.
” Katanya ada aplikasi dari SC Among Warga, tapi kami kesulitan mengakses dan menyampaikan keluhan jika banyak petani kesulitan mendapatkan bantuan pupuk dll serta menyampaikan banyak jalan berlobang diperkampungan supaya diperbaiki oleh pemerintah, “keluh Andri diareal persawahannya.
Andri berharap ada bukti nyata program SC untuk masyarakat. Menurut pria lulusan Sarjana Pertanian di Universitas Brawijaya, belum ada manfaat apa pun dari SC yang langsung menyentuh dan dirasakan oleh warga Batu. Seperti Among Tani yang ada di SC, katanya bisa langsung menghubungkan petani dengan penjual tanpa melewati distirbutor/pengepul. Akan tetapi sampai saat ini banyak petani yang kesulitan memasarkan produk pertaniannya dan sering dipermainkan harga oleh para tengkulak.
“Gak ada mas sama sekali belum dirasakan dan mempermudahkan kami para petani, ” geramnya.
Selain itu, Solikhin warga Kelurahan Sisir yang juga berprofesi petani malah mengaku tidak tahu sama sekali apa itu Smart City dan Among Tani. Saat ditanya Solikhin malah tertawa dan menjawab apa itu Smart City. Saat dijelaskan, jika ada aplikasi Among Tani untuk mempermudahkan petani menjual hasil pertaniannya Solikhin malah menimpali hal berbeda.
” Jika Smart City memudahkan kami menjual produk, saya mendukung dan ingin mengetahui SC dan memanfaatkannya,” ucap dia. Jika SC bisa memotong rantai penjualan produk pertaniannya langsung ke konsumen Solikhin sontak kaget dan tertawa. “Kok aneh mas apa memang bisa memutus rantai distribusi, tidak mungkin jika hasil pertanian saya cabai umpamanya langsung dibeli konsumen yang mendatangi sawah saya atau rumah saya. Konsumen/pembeli pastinya beli dipasar. Kalai beli dipasar dipastikan saya ya menjual produk saya ke tengkulak, ” paparnya.
” Apakah mau pembeli langsung mendatangi saya ke sawah dan becek-becekkan. Gak mungkinlah, ” sambung solikhin sambil tersenyum.
Itupun, tambah Solikhin jika pembeli asli warga Batu, kalau luar daerah bagaimana? Solikhin mengaku bingung.” Tetapi jika pemerintah bisa mengatasinya hebat pastinya caranya mempermudah petani. Tapi saya rasa sangat sulit mas, ” tandas pria yang sudah 40 tahun bertani.
Kadis Kominfo Pemkot Batu Siswanto saat dikonfirmasi kabar SC, beralasan kalau sampai sekarang SC masih menunggu finalisasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Batu. Kendalanya mengingat Plt Sekda Batu baru terisi beberapa waktu lalu. Siswanto mengakui saat ini SC masih melakukan trial, sebab baru saja proses pengadaan barang baru selesai.
” Memang kami masih dalam tahap pengadaan barang belum final, ” kelit Siswanto. Saat ditanya jika masih banyak warga Batu yang belum mengetahui dan kesulitan mengakses SC padahal sudah soft opening dua bulan silam, Siswanto menjelaskan jika pihaknya masih mengumpulkan data dan kesiapan terkendala.
“Kami masih kumpukan data, kesiapan kami terganggu karena pimpinan lama ada masalah kemarin, ” pungkasnya. Perlu diketahui saat ini SC sudah diganti nama menjadi Batu Among Tani Teknologi yang merupakan aplikasi di smartphone atau gawai (gadget). Program berbasis e-government ini difokuskan pada pelayanan sektor pertanian, khususnya masyarakat petani agar berdaya saing dan mensejahterakan dengan menjembatani langsung petani dengan pembeli. Penerapan program Diskominfo bekerjasama dengan PT Lintasarta selaku pemenang lelang proyek senilai Rp 9,81 miliar. (cw2/jun)