Kota Batu

Pusat Populasi Sapi di Kota Batu Diserang PMK, 1500 Ekor Dilaporkan Suspek dan 160 Mati

Diterbitkan

-

Pusat Populasi Sapi di Kota Batu Diserang PMK, 1500 Ekor Dilaporkan Suspek dan 160 Mati

Memontum Kota Batu – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kota Batu, semakin mengganas. Dari populasi kurang lebih 5 ribu ekor sapi milik peternak yang tersebar di 24 desa/kelurahan, sebanyak 3 ribu ekor lebih, terpapar PMK. Bahkan, untuk angka kematian sapi, kurang lebih 400 ekor.

Tragisnya, seperti di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu, yang merupakan salah satu kawasan pusat peternak sapi terbesar, hampir keseluruhan sapi terpapar PMK. Total, ada sekitar 1.500 ekor populasi sapi, semua suspek PMK dan 160 ekor lebih mati.

Kepala Dusun Toyomerto, Yatemo (50) membenarkan jika semua sapi peternak di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, ini terpapar PMK. Bahkan, untuk menghindari kerugian lebih besar lagi, tidak sedikit yang harus dijual.

“Benar, semua ternak milik warga sebanyak 1.500 ekor sapi, terpapar PMK. Bahkan, untuk menghindari kerugian yang lebih besar sampai ada yang di jual murah yakni Rp 2 juta hingga 3 juta per ekor. Untuk jumlahnya yang hingga dijual murah, kurang lebih 200 ekor,” kata Yatemo, Sabtu (25/06/2022) tadi.

Advertisement

Jumlah kematian sapi akibat PMK, menurut Yatemo bisa dipastikan benar dan besar. Karena, sapi milik sendiri juga ikut terimbas. “Punya saya saja, yang mati empat ekor. Sementara, ada dua ekor yang terpaksa saya jual murah. Jumlah itu, tentunya belum untuk peternak lain. Karena, populasi hewan ternak di Dusun Toyomerto, cukup besar. Lebih banyak hewan ternaknya daripada jumlah penduduknya,” ungkap Yatemo.

Baca juga :

Lebih lanjut Yatemo menambahkan, awal masuknya penyakit mulut dan kuku di Dusun Toyomerto, terjadi sekitar 12 Juni lalu. Yang diserang PMK, itu awalnya kuku sapi dan kemudian menjalar ke mulut sapi. Sehingga, sapi mengeluarkan air liur yang berlebihan.

Peternak sapi korban PMK pun berharap, ada bantuan dari pemerintah. Sehingga, peternak bisa bangkit kembali. “Kalau bisa, peternak yang terimbas atau sapinya mati, mendapatkan bantuan pemerintah. Sehingga, peternak bisa bangkit dari musibah ini,” pinta Yatemo.

Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono, mengatakan bahwa penyebaran PMK di Kota Batu, telah menyeluruh dan semakin meluas. Dari populasi 5 ribu ekor lebih sapi milik peternak di Kota Batu, yang terpapar PMK sudah di angka kurang lebih 4 ribu ekor. Kematian sapi akibat serangan PMK, sesuai data yang masuk sudah mencapai di angka 400 ekor lebih.

Advertisement

“Pemerintah harus cepat melakukan penanganan PMK, sebelum semua sapi di Kota Batu, berjatuhan lebih banyak lagi,” ujarnya.

Semakin cepat dan meluasnya penyebaran PMK di Kota Batu yang menyerang sapi ini, menurut Kaji Nanang panggilan akrabnya, diduga akibat belum adanya vaksin PMK. Kekebalan imun pada ternak menurun, terutama pada sapi yang habis melahirkan atau bunting, karena selama ini sapi yang terpapar PMK hanya di suntik antibiotik dan vitamin. (bir/gie)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas