Kota Malang
Respon Perpecahan, Garda Pancasila Ajak Jaga Persatuan Bangsa
Memontum Kota Malang – Ketua Umum Garda Pancasila, Peni Suparto, merespon gonjang-ganjing akibat politik Pileg dan Pilpres dalam Pemilu 2019, hingga menyebabkan perpecahan dalam kehidupan masyarakat, khususnya di Kota Malang. Sebagai mantan Walikota Malang dua periode, yakni 2003-2008 dan 2008-2013 ini, mengaku terenyuh atas kondisi retaknya persatuan bangsa selama proses Pemilu 2019.
Menurutnya, seharusnya masyarakat bisa belajar pendidikan politik yang baik, dan belajar menekan emosi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam tahun politik ini, ada banyak pernyataan yang kontroversi, yang bisa memecah belah persatuan.
“Masyarakat perlu pendidikan politik, meski itu perlu proses. Awalnya panas, namun masyarakat mulai bisa merasakan kenapa harus terpecah-pecah. Seiring waktu, masyarakat pun mulai sadar jika diadu domba oleh kepentingan elit politik,” ungkap Ebes Inep, sapaan akrabnya, didampingi Sekretaris Garda Pancasila, Wijianto, dan Anang Sulistyo, kader Garda Pancasila.
Sebagai warga negara yang baik, hukumnya wajib menggunakan hak suara dalam Pemilu 2019. Namun, jangan karena kepentingan elit politik, politik praktis yang berkroni dengan kapitalisme, rusaklah persatuan bangsa.
“Negara-negara besar runtuh karena pertikaian dalam negeri. Bahkan hal ini sudah dicontohkan saat jaman kerajaan di nusantara dulu. Jangan sampai terulang, jangan ada perpecahan dalam bangsa. Meski tak dapat dipungkiri, dalam era saat ini pihak luar negeri ikut campur tangan,” tegas mantan dosen UM ini, disela makan siang bersama awak media, Rabu (27/3/2019).