Kota Malang
Rumah Terdampak Tanah Longsor di Tanjungrejo Kota Malang Bertambah 21, Warga Kembali Diungsikan
Memontum Kota Malang – Tanah longsor yang terjadi di Jalan Gempol Marga Bakti 2 RT06RW 10, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, terus bertambah alias melebar. Terbaru atau Senin (01/05/2023) tadi, sebanyak enam rumah kembali menjadi sasaran dampak longsor.
Jika pada berita sebelumnya, diinformasikan bahwa sekitar 13 rumah yang terdampak, namun seiring dengan perkembangan data, pada Sabtu (29/04/2023) kemarin, terdapat dua tambahan rumah yang turut terdampak. Sehingga diperkirakan, total rumah yang terdampak tanah longsor hingga saat ini ada sebanyak 21 rumah.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Lurah Tanjungrejo, Muhammad Abdul Azis. Bahkan, retakan tanah tersebut terjadi pada Minggu (30/04/2023) kemarin sore, menjelang malam hari. Sehingga, menurutnya tim pantau tanggap darurat, segera melakukan evakuasi warga dan segala perabotannya untuk ditempatkan dilokasi yang aman.
“Dampak dari bencana tanah longsor tersebut, mengakibatkan 21 rumah tempat tinggal tidak layak huni. Memang itu terjadi saat kemarin sore menjelang malam. Kemudian, tim tanggap langsung melakukan evakuasi pada korban,” kata Azis, saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, Senin siang.
Disampaikan Azis, jika tanah yang berada di sekitar kawasan tersebut, merupakan tanah sepadan sungai yang tidak layak sebagai tempat hunian. Sehingga, pihaknya menyediakan beberapa lokus pengungsian bagi warga yang terdampak tersebut.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
“Hari ini sudah kita lakukan evakuasi dan lokus pengungsiannya ada di Posko Balai Panitran, Rumah Singgah Yayasan Karmel. Kemudian, Panti Jompo yang merangkap Dapur Umum dan Rumah Singgah Suster, itu sampai dengan kurun waktu yang tidak dapat kami sampaikan juga,” ujarnya.
Kemudian, Koordinator Bantuan Pos 1, Andik, mengatakan bahwa bertambahnya jumlah rumah yang terdampak tersebut merupakan bentuk antisipasi. Sebab, adanya faktor lempengan antar rumah yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga, dikhawatirkan terjadinya longsor susulan yang merambat.
“Begitu sisi satunya jatuh, semua juga ikut jatuh. Di bawahnya ini kan berlapis-lapis,” ucap Andik.
Andik juga menjelaskan, jika enam rumah tersebut dikategorikan terdampak longsor, karena sangat dimungkinkan jika debit aliran air sungai Metro dapat naik sewaktu-waktu. Sehingga, hal tersebut memicu kekhawatiran masyarakat sekitar untuk mulai mengungsi, meskipun tidak ditemukan retakan dalam rumahnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa adanya 6 rumah tambahan yang terdampak longsor tersebut, merupakan faktor dari dinamika yang terjadi di lapangan, mengingat kondisi pemukiman warga yang juga berada di tanah sepadan sungai.
“Iya, itu dinamika lapangan, tentu kami update setelah asesment berikut,” imbuh Prayit. (rsy/sit)