Sidoarjo

Sambut Tahun Baru Islam, Ratusan Siswa Smamita Berbagi 1001 Nasi Kotak

Diterbitkan

-

Sambut Tahun Baru Islam, Ratusan Siswa Smamita Berbagi 1001 Nasi Kotak

Memontum Sidoarjo – Ratusan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) menyambut kedatangan tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah dengan cara yang berbeda. Jika sekolah lainnya, menggelar karnaval di sekolah berlantai 8 ini, justru membagikan 1001 nasi kotak.

Ribuan nasi kotak ini, dibawa para siswa, siswi, guru dan bagian Tata Usaha (TU) sekolah itu. Setiap orang membawa minimal 2 nasi kotak dan maksimal 5 nasi kota.

Nasi kotak ini, selain dibagikan kepada ratusan pengguna jalan di depan sekolah, juga dibagikan ke lembaga sekolah lainnya di depan Smamita. Selain itu, juga dibagikan ke warga sekitar sekolah terutama yang ada di kanan kiri dan belakang sekolah. Sisanya digunakan makan bersama siswa, siswi, para dewan guru dan pegawai TU dengan cara bertukar nasi kotak di aula sekolah itu.

Bahkan sekelompok siswa, juga bergegas menuju Pasar Sepanjang, Kecamatan Taman untuk membagikan nasi kotak itu. Sontak nasi kotak itu menjadi rebutan para pedagang dan pengunjung pasar tradisional itu

Advertisement

“Kami merayakan 1 Muharram dengan berbagi nasi kotak. Tujuannya mengajarkan siswa dan siswi mandiri, berbagi rejeki dan berbagi rasa dengan warga lain dan teman-temannya sendiru,” terang Kepala Smamita, Zainal Arif Fakhrudi Senin (10/09/2018).

Lebih jauh, pria yang akrab dipanggil Arif ini menguraikan sebelum acara berbagi 1001 nasi kotak siswa diminta membawa 2 nasi kotak. Namun kemudian kebanyakan sebagian siswa maupun guru membawa nasi kotak 2 – 5 nasi kotak.

“Yang penting ikhlas dalam misi berbagi sekolah dengan warga dan lingkungan sekitar ini,” tegasnya.

Sementara salah satu siswi kelas 12 IPA 1, Imara Al Hamani mengaku acara berbagi nasi kotak ini unik dan nyentrik. Kegiatan ini lebih berkesan daripada karnaval maupun pawai. Alasannya, kegiatan berbagi 1001 nasi kotak lebih memupuk kepedulian terhadap sesama.

Advertisement

“Kepedulian masyarakat sekitar dan masyarakat umum bisa memicu empati siswa dan kepekaan sosial. Kalau karnaval dan pawai hanya hura-hura saja,” pungkasnya. (wan/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas