Gresik

Selama Pandemi Pendapatan Turun, APBD-P Gresik 2020 Anjlok

Diterbitkan

-

Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan (F-PDIP)

Memontum Gresik – Tak dielakan, selama pandemi Covid-19 yang juga melanda tanah air, membuat kekuatan APBD Gresik tahun 2020 oleng. Hal ini dipicu turunnya pendapatan daerah (PD), khususnya sektor pendapatan asli daerah (PAD), sehingga kekuatan belanja APBD 2020 ikut turun.

Hal ini terungkap saat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Mujid Riduan (F-PDIP), didampingi Wakil Ketua Ahmad Nurhamim (F-Golkar), dengan agenda laporan Badan Anggaran (Banggar) terhadap APBD-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-Perubahan) 2020, di ruang paripurna, Senin (7/9).

Menurut Mujid, struktur APBD-P 2020 untuk sektor pendapatan daerah (PD) mencapai Rp 2.854.576.383.457,35. Sementara belanja daerah (BD) mencapai Rp 3.316.580.535.001,57. Sehingga, ada defisit sebesar Rp 570 miliar lebih. “Penurunan PD disebabkan PAD sebelum APBD-P 2020 ditetapkan sebesar Rp 1.163.672.913.876. Namun, pasca APBD-P diperkirakan hanya mampu didapatkan Rp 851.210.832.745,35. Sehingga, minus sebesar Rp 312.462.081.130,65, atau turun sebesar 26,85 persen,” ungkap Ketua DPC PDIP Gresik, Selasa (8/9).

Penurunan juga terjadi pada dana perimbangan (DP) dari pemerintah pusat. Sebelum APBD-P 2020, ditetapkan sebesar Rp 1.498.276.913,00. Namun, setelah APBD-P diperkirakan turun menjadi Rp 1.355.693.530.362. “Terjadi penurunan hingga Rp 142.582.560.938, atau 9,52 persen,” ungkap Mujid.

Advertisement

Sementara untuk pendapatan lain-lain yang sah, tambah Mujid, sebelumnya ditetapkan Rp 752.686.113.000, namun setelah APBD-P diperkirakan berkurang hingga hanya terpenuhi Rp 642.672.200.350. “Sehingga, terjadi penurunan hingga Rp 110.042.920.650, atau 14,62 persen,” pungkasnya. (sgg/syn)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas