Kota Batu
SMA Selamat Pagi Indonesia Wisuda Sembilan Pelajar dari Kamboja
Memontum Kota Batu – SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu melaksanakan wisuda terhadap sembilan pelajar asal Kamboja. Sejumlah pelajar tersebut, telah menimba ilmu di SPI selama tiga tahun lamanya. Yakni, mengenyam pendidikan formal disertai pelatihan keterampilan berwirausaha di sekolah yang berada di Jalan Raya Pandanrejo, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Kepala SMA SPI, Risna Amalia, mengatakan bahwa mereka melanjutkan pendidikan di Kota Batu, melalui program kerja sama antara Kemendikbud RI dengan Kerajaan Kamboja. Mereka datang ke Indonesia dengan jasa JHL Grup sebagai sponsorship sekaligus memberikan bantuan beasiswa.
“Setelah lulus SMP di negaranya sana, lalu melanjutkan pendidikan di SMA SPI sejak 2019. Senin (20/06/2022) malam, kami melepas sembilan pelajar Kamboja yang telah menyelesaikan program pendidikan,” kata Risna, Selasa (21/06/2022) tadi.
Baca juga:
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Sekda Kota Malang Soroti Tingginya ASN Muda yang Tidak Lolos BI Checking di Pengajuan Kredit Perumahan
Kedatangan sembilan pelajar asal Kamboja, ini diharapkan menjadi stimulus membuka kerja sama antara SMA SPI dengan negara lainnya. Risna menuturkan, tahun depan, Kerajaan Kamboja berharap dapat mengirimkan 20 pelajar. Hal itu, memacu lembaga pendidikannya agar bisa lebih optimal meningkatkan kualitas layanan pembelajaran.
Perbedaan bahasa memang menjadi hambatan komunikasi ketika pelajar dari negara lain baru tiba di Indonesia. Namun, lambat laun hal itu pun bisa teratasi. Karena, selama dua bulan pihak sekolah intens mengajarkan Bahasa Indonesia kepada sembilan pelajar asal Kamboja itu.
“Pelajaran pertama kali, yakni penyesuaian bahasa. Karena pihak sponsorship maupun kementerian, berpesan harus mengutamakan Bahasa Indonesia. Untungnya, mereka tinggal di asrama sehingga mempercepat beradaptasi,” ujar Risna.
Pembelajaran di SMA SPI menerapkan pola pendidikan jalur ganda, yang mengkolaborasikan kurikulum pendidikan akademis dengan keterampilan sesuai minat tiap peserta didik. Peserta didik diarahkan menggali potensi dirinya melalui keterampilan sebagai bekal menjalani kehidupan.
Salah satu pelajar Kamboja, UK Srey Pich, merasa nyaman mengenyam pendidikan di SMA SPI Kota Batu. Meskipun awalnya, dirinya mengaku mengalami kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa. Perempuan 18 tahun itu mengaku senang karena banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Ilmu yang didapatnya, pun menjadi bekal dirinya ketika kembali ke negaranya.
“Suka di sini. Banyak sekali keterampilan yang diajarkan. Mulai dari pengembangan bisnis, multimedia, perhotelan, pertanian hidroponik hingga mengolah makanan,” terangnya.
Ketua rombongan dari kerajaan Kamboja, Eng Yane, menambahkan sangat mengapresiasi SMA SPI. Sebab para pelajar dari negaranya bisa memiliki pengalaman serta ketrampilan dari belajar di Indonesia. Dirinya juga menyampaikan, seandainya pelajar tersebut tidak ke Indonesia, besar kemungkinan akan langsung bekerja seperti kebanyakan anak di negaranya.
“Kami berharap kedepannya bisa lebih banyak pelajar yang di berikan kesempatan belajar di SPI, karena pengalaman dari sini, mereka jadi memiliki cita-cita untuk bisa mengembangkan kemampuan yang telah didapat, baik itu tentang perhotelan, memasak, ilmu pertanian dan marketing,” jelasnya.
Ditambahkan, bahwa ke depan, pelajar yang akan diberangkatkan ke Indonesia harus dari masyarakat yatim-piatu, fakir dan sudah dibekali dengan bahasa Inggris. (bir/gie)