Pendidikan
SMKN 6 Surabaya Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Memontum Surabaya– SMK Negeri 6 Surabaya, kini menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) setelah Surabaya dinyatakan memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, Kamis (26/08) tadi.
Namun, dengan digelarnya PTM. Pihak sekolah berserta murid wajib mengikuti protokol kesehatan (Prokes). Sebelum memasuki sekolah, sejumlah siswa siswi terlebih dahulu mengikuti pengecekan suhu tubuh.
Baca Juga:
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- HUT 79 Provinsi Jatim, Pj Gubernur Sematkan 10 Lencana Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya
- Belum Genap Sepekan Beroperasi, Bus Trans Jatim Koridor V Surabaya-Bangkalan Dilempar Batu
Mereka kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika hendak menuju ke ruangan kelas. Murid juga dihimbau oleh petugas sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Surabaya, Bahrun, mengatakan, usai dinyatakan level 3, pihaknya langsung menggelar rapat internal dengan para guru. Serta melakukan sosialisasi kepada orang tua maupun wali murid.
“Bahwa kami sudah memasuki level 3 sehingga diizinkan untuk PTM. Kemarin juga sudah rapat dengan kepala SMK negeri se surabaya, dengan Kepala Cabag Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Kata Bahrun, dengan turunnya level 4 ke 3 maka sekolah, khususnya SMK, untuk bisa melakukan PTM terbatas. Terutama menyangkut keperluan praktek aja, mengingat SMK identik dengan praktek.
“Yang paling dekat dengan praktek adalah anak anak kelas 11 mau PKL di Industri. Sehingga, mereka banyak kami berikan pembekalan supaya ketika praktek industri sudah punya bekal secara langsung,” terangnya.
Lanjut Bahrun, nantinya diharapkan dengan praktek secara langsung anak anak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi perusahaan atau industri.
Lanjutnya lagi ia menerangkan sementara PTM SMK Negeri 6 melakukan satu sesi. Jumlah siswa yang mengikuti mencapai 18 anak. Sedangkan siswa lainnya masih menggunakan metode daring. Sehingga, berkolaborasi antara luring dan daring.
“Sekolah dimulainya pukul 7 sampai 10. Semua jurusan, karena memang tiap anak harus praktek,” ujaranya.
Lebih lanjut ia menjelasakan soal SMK Negeri lainnya, dirinya yang juga menjabat sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Negeri Surabaya, menyebut, sudah ada sekolah yang telah melakukan PTM.
“Jadi PTM tahun ini Alhamdulilah tidak sepeti tahun tahun lalu ada 25 persen ada 50 persen, ini kebetulan dengan level ini 3 bisa melaksanakan PTM 50 persen. Dengan 50 persen ini lebih efektif dari pada yang hanya 25 persen. Itupun kalau orang tua mengizinkan. Kami tetap mengutamakan izin orang tua,” terangnya.
Selain itu, kata dia lagi, ada orang tua yang tidak setuju. Tapi dalam artian anaknya tidak sehat. Tetapi bukan tidak setuju PTM. Sebab, kondisi anaknya yang tidak memungkinkan.
Sementara itu, salah satu Siswa SMKN 6 Jurusan Perhotelan kelas 12, Danendra Alif, berharap bisa jalan terus agar bisa mengikuti materi lebih lanjut. “Lebih senang tatap muka karena lebih jelas materi yang disampaikan sama guru. Kalau daring komunikasi terbatas. Kendala daring paket internet sama handphone,” terang Danendra. (ade/ed2)