Pemerintahan
Surabaya Sabet 10 Penghargaan Program Kampung Iklim KLHK RI
Memontum Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperoleh penghargaan bergengsi Program Kampung Iklim (Proklim) dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI). Ada 10 kampung yang memperoleh penghargaan berupa Trophy Proklim Utama dan Sertifikat Proklim.
“Meskipun kita (Surabaya) kota besar dan banyak kendaraan, tapi di kampung-kampung kita bisa menyabet 10 kategori. Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya iklimnya masih nyaman dan bisa dibilang masih sehat, emisi udaranya tidak jelek,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Balai Kota Surabaya, Selasa (19/10/2021).
Selain itu, menurut Eri, perolehan 10 penghargaan Proklim ini merupakan bagian dari kerja keras warga Surabaya. Sebab di setiap kampung ada yang menggerakkan, seperti penanaman pohon, mengembangkan kebersihan seperti pengolahan sampah hingga menjaga kelestarian kampung.
Baca juga:
- 1.500 Peserta Meriahkan Pelaksanaan Funbike Hari Jadi Kota Kediri
- Aktivitas Vulkanik Menurun, Wisata Alam Kawah Ijen Kembali Dibuka
- Jalin Kedekatan Masyarakat, Pj Wali Kota Bengkulu Jujug Sembilan Kecamatan
- Hormati Leluhur, Masyarakat Suku Tengger Gelar Tradisi Nyadran
- Webinar di Jombang, Kemenkominfo Ajak Pelajar Jadi Warganet yang Cakap, Beretika dan Berdaya
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, bahwa ini sebenarnya dampak dari adanya Surabaya Smart City dulu. Sehingga program yang sudah ada akan terus dilakukan baik DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) maupun leadernya di lingkungan hidup. “Harapan saya, ini membangkitkan keinginan masyarakat untuk menjaga kampung dan iklim di setiap wilayahnya,” harapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Suharto Wardoyo menyatakan bahwa peran serta masyarakat sangat penting dalam menjaga kelestarian kampung. “Jadi peran serta masyarakat ini penting. Sehingga Kota Surabaya menyabet 10 penghargaan terbanyak se-Indonesia,” kata Suharto.
Lebih lanjut Suharto juga menjelaskan bahwa program dari KLHK RI yang diikuti oleh kampung di Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan iklim, mengurangi emisi serta meningkatkan serapan gas rumah kaca.
Hal tersebut bertujuan untuk memberikan perlakuan upaya adaptasi perubahan iklim yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal. “Jadi yang ikut kemarin ada di kategori pratama dan kategori madya. Nah, yang Jambangan ini masuk kategori madya, karena sebelumnya sudah ada pengolahan kompos. Sehingga itu menjadi poin utamanya,” jelasnya.
Sementara itu, kampung di Surabaya yang mendapatkan penghargaan Kampung Proklim Lestari dari KLHK RI adalah RW 3 Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan. Sedangkan yang mendapatkan Trophy Proklim Utama, ada dua kampung, yakni RW 6 Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep dan RW 6 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo.
Kemudian, tujuh kampung lain yang mendapat Sertifikat Proklim Utama adalah RW 1, RW 2, RW 4 dan RW 5 Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan. Kemudian, RW 3 Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan. Lalu, RW 1 Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes dan RW 2 Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep. (ade/gie)