Kota Malang
Susun Program Tahun 2024, Dispangtan Kota Malang Lakukan Penguatan Ketahanan Pangan
Memontum Kota Malang – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang menggelar kegiatan penyusunan program penyuluhan pertanian, di salah satu hotel Kota Malang, Rabu (15/02/2023) siang. Kegiatan itu digelar, dengan tujuan untuk menyusun program dan kegiatan tahun 2024 mendatang, yang mengacu pada hal-hal prioritas dari Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang.
Kepala Dispangtang Kota Malang, Slamet Husnan, mengatakan jika di tahun 2024 dalam melakukan penguatan ketahanan pangan, akan dilakukan urban farming. Yakni, dengan memberikan bibit tanaman kepada para pelaku urban farming.
“Penguatan urban farming di tahun ini, kami akan memberikan bibit tanaman cabai, kemudian satu set pertanian dengan sistem perkotaan. Yaitu, dengan membuat mini food terintegrasi. Artinya, ada kegiatan urban farming secara hidroponik, ada peternakan dan perikanan,” jelas Slamet.
Baca juga:
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Melalui hal itu, tambahnya, akan didorong untuk dikembangkan di wilayah Kota Malang. Sehingga, agar ketahanan pangan di tingkat keluarga, RT dan RW, dapat tertanggulangi. Sedangkan di kegiatan pertanian tanaman pangan, juga akan difasilitasi benih padi, jagung, dan sarana prasarana, seperti mesin traktor dan power weeder.
“Kemudian ada jaring untuk melindungi bulir-bulir padi agar tidak di rusak oleh burung, dan juga pemberian racun tikus. Ini akan kita lakukan terus menerus dan berkelanjutan di setiap tahunnya,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan jika beberapa keluhan dari para petani nantinya dapat teratasi. Seperti, ketika harga gabah yang turun ketika para petani panen raya, kemudian subsidi pupuk.
“Keluhan dari petani itu rata-rata ketika panen raya, harga gabah itu kan turun. Kalau itu kan bukan kebijakan kami. Kami sekedar mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk harus ada standarisasi masalah harga pasar. Yang kedua, tadi minta ada subsidi berkaitan dengan masalah pupuk berimbang,” tutur Sutiaji.
Kemudian, dirinya berharap nantinya akan ada inovasi teknologi pertanian. Sehingga kemampuan produksinya bisa semakin bagus. Pihaknya juga meminta untuk mengumpulkan para penyuluh, agar nantinya bisa menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi.
“Terus nanti kita jalin kerjasama dengan perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi yang punya fakultas ilmu pertanian, terutama padi. Dan mungkin, karena ini berbicara ketahanan pangan. Jadi bisa dikembangakan untuk yang lain. Ini tadi kan karena masih ditingkat masalah banyak gerakan kelompok tani (Gapoktan). Itu yang akan kita kuatkan,” imbuh Wali Kota Sutiaji. (hms/rsy/sit)