Berita
Tanah Retak Rusak 6 Rumah di Trenggalek
Memontum Trenggalek – Bencana alam tanah retak (bergerak) kembali terjadi di Dusun Krajan RT 02 RW 01 Desa Pringapus Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Sedikitnya ada 6 rumah yang rusak akibat bencana ini.
Seperti yang terlihat di lokasi, kondisi retakan tanah hampir mencapai 60 cm. Hal tersebut tentu membuat beberapa dinding rumah dan dapur milik salah satu warga terdampak pecah dan ambrol.
Kepala Desa Pringapus, Tamsi mengungkapkan terkait penanganan sejumlah warga terdampak tanah retak ini adalah dengan relokasi. Akan tetapi masyarakat masih enggan meninggalkan rumahnya.
“Upaya relokasi sudah diberikan, tetapi warga tidak mau meninggalkan rumahnya yang ada disini,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (05/03/2020) siang.
Tamsi mengatakan pemicu dari tanah retak ini adalah curah hujan yang tinggi. Hingga bulan April mendatang, sesuai data dari BMKG diprediksi masih akan turun hujan di Kabupaten Trenggalek.
Di tahun 2019, pihak Pemerintah Desa juga sudah melakukan peninjauan di lokasi yang sama. Namun, di tahun 2020 tanah retak yang terjadi semakin besar dan parah.
“Pasca terjadi tanah retak yang pertama di tahun 2019, kami juga sudah mengajukan soal sarana prasarana. Seperti pengadaan Bronjong dan batu yang nantinya bisa sedikit mengantisipasi retakan tanah yang semakin besar,” imbuhnya.
Jika dilihat, masih terang Tamsi, dari retakan tanah yang ada segaris dengan aliran sungai. Aliran sungai ini juga berasal dari saluran irigasi yang merongrong bagian bawah salah satu rumah warga yang terdampak.
“Dari data yang ada, jumlah warga terdampak ada 15 orang dengan 6 KK. Diantaranya Sugiyo, Rasyid, Yanto, Puji dan 2 lainnya,” jelas Tamsi.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek melalui Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Trenggalek, Agung Widodo menuturkan terkait langkah yang diambil dalam menanggulangi tanah retak ini adalah dengan menutup retakan yang ada.
“Kami menghimbau kepada masyarakat yang terdampak tanah retak untuk waspada, mengingat musim hujan diprediksi masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan. Selain itu, kami berupaya untuk menutup retakan tanah agar tidak ada air yang masuk,” kata Agung.
Selain itu, pihak BPBD juga akan menempatkan petugas yang akan mengamati jika sewaktu-waktu terjadi pergerakan tanah.
Agung menambahkan dari data yang dihimpun BPBD Kabupaten Trenggalek, bencana tanah gerak bukan hanya terjadi di Desa Pringapus saja, melainkan di Desa Melis Kecamatan Gandusari.
“Untuk yang paling parah memang terjadi di desa Pringapus ini,” pungkasnya. (mil/oso)