Sidoarjo

Tanggul Lumpur Nyaris Penuh, Warga Gempolsari Ngungsi

Diterbitkan

-

NYARIS PENUH - Tanggul Lumpur Sidoarjo yang ada di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo nyaris penuh ini membahayakan warga di sekitar tanggul, Jumat (25/1/2019).

Memontum Sidoarjo——- Warga Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo terpaksa terjaga hingga malam hari. Ini menyusul, tanggul penahanan lumpur yang berada di desa ini kondisinya mulai kritis dan rawan jebol.

Hal ini lantaran air yang ada di dalam tanggul Lumpur Sidoarjo ini ketinggiannya hampir sama dengan tingginya tanggul yang berdekatan dengan pemukiman penduduk itu.

Akibatnya warga Desa Gempolsari tidak bisa tidur lantaran takut tanggul penahanan lumpur itu tiba-tiba jebol.

Berdasarkan pantauan di lapangan tanggul penahanan lumpur yang ambles pada Oktober 2018 dengan panjang sekitar 100 meter itu ketinggian airnya nyaris sama dengan tinggi tanggil. Bahkan saat ini elevasi air mendekati bibir tanggul. Ketika terhempas angin kencang, airnya bisa meluber ke atas tanggul.

Advertisement

Kini, warga yang berdekatan dengan tanggul penahanan lumpur itu merasa khawatir dan was-was tanggul bakal jebol. Berdasarkan datanya saat ini warga Desa Gempolsari yang berdekatan tanggul, masih ada tujuh RT dengan jumlah sekitar 500 KK dan terdiri dari 4.000 jiwa.


“Karena mengetahui air semburan lumpur Sidoarjo ini hampir meluber, warga selalu was-was dan resah. Warga khawatir, karena kalau air penuh tanggul bisa jebol setiap saat,” terang Yasin warga setempat kepada Memontum.com, Jumat (25/1/2019).

Lebih jauh, pria 51 tahun ini menguraikan sejak mengetahui kondisi tanggul airnya hampir penuh itu, warga Desa Gempolsari setiap malam tidak bisa tidur. Bahkan yang selama ini jarang jaga malam, mulai empat hari terakhir berjaga malam digiatkan lagi.

“Bahkan warga terpaksa memindahkan pos kampling di dekat dengan tanggul. Karena setiap malam hampir belasan warga yang berada di pos memantau tanggul, kalau sewaktu-waktu tanggul jebol,” imbuhnya.

Kondisi yang sama disampaikan Khoirul (30) warga RT 15, RW 04, Desa Gempolsari. Dia merasa takut khususnya pada saat malam hari. Karena ratusan rumah warga, posisinya berada di bawah tanggul penahanan lumpur itu.

Advertisement

“Kalau tanggul penahanan lumpur itu jebol ratusan rumah warga bisa jadi korban. Apalagi kalau kejadiannya tengah malam. Warga bisa kebingungan,” tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut Khoirul warga

berharap tanggul penahan lumpur yang airnya meluber itu agar segera diperbaiki. Dalam waktu dekat, pihak PPLS harus bertanggung jawab dan segera meninggikan tanggul itu.

“Kalau air sudah penuh tidak boleh disepelekan. Petugas PPLS harus secepatnya meninggikan tanggul penahanan lumpur agar warga tidak resah dan khawatir lagi,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara Humas PPLS, Hengky Listria Adi mengakui elevasi air di waduk tanggul titik P 67, saat ini mendekati bibir tanggul. Terutama di tanggul yang bulan November lalu mengalami ambles. Menurutnya, luas waduk tanggul titik P 67 adalah 43, 98 Hektar. Sementara air yang berada di waduk ini ketinggian sekitar 7 meter.

“Kalau meluber memang bisa membahayakan warga sekitar. Saat ini PPLS terus berupaya mengurangi volume air dengan cara over flow dialirkan ke drainase yang ada. Kemudian dilanjutkan ke titik 42. Selain itu memompa air kemudian dilanjutkan ke titik 25. Di titik 42 dan 25 sudah ada kapal keruk yang mengalirkan air ke Sungai Porong. Kami juga akan meninggikan tanggul. Saat ini ketinggian tanggul sekitar 8,5 meter. Rencana akan ditinggikan sampai 11 meter,” tandasnya. Wan/yan

Advertisement
Lewat ke baris perkakas