Kabar Desa
Tari Sakerah, Diharap Jadi Ikon Desa Rejoyoso Bantur
MEMONTUM MALANG – Perkembangan khazanah seni tari di Bumi Arema ini seakan tak pernah surut meski zaman terus berubah. Disamping tarian tradisional yang tetap lestari hingga kini, berbagai tari kreasi baru pun bermunculan. Salah satunya tarian Sakerah, sebuah seni tradisional Madura yang kini tengah dilestarikan di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
Kepala Desa Rejoyoso H.Bayu Kurniawan berharap dengan nguri-nguri budaya tradisional ke depan Desa Rejoyoso punya ikon yang dauat dijadikan sebagai produk unggulan.
“Kesenian tradisional Sakerah ini masih dalam tahap latihan. Kami berharap kedepan lebih baik serta jadi ikon Desa Rejoyoso,” terang Bayu sekaligus ketua seni tradisional ini, Kamis (13/8/2020) siang.
Ditambahkannya, untuk jumlah peserta sementara baru sekitar 75 orang, terdiri dari kalangan muda-mudi, dewasa serta kalangan kaum ibu yang berperan sebagai Marlena.
“Harapan kedepan agar generasi muda tumbuh serta bisa meneruskan seni tradisional ini,” pungkasnya.
Alunan gandrung Madura ini ternyata sangat syahdu dan enjoy didengarkan, katika melantukan lagi ‘Duh Angin’ dan ‘Salam Kerrong’.
Sekedar diketahui legenda Sakerah memberi sumbangan penting dalam pembentukan kultur sosial masyarakat etnis Madura. Stereotip orang Madura yang berkumis tebal dan mengenakan pakaian hitam-hitam berkaos belang-belang merah putih sambil membawa Celurit lahir dari legenda ini.
Demikian juga dengan budaya Carok, yaitu tradisi bertarung satu lawan satu untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan hak dan harga diri, banyak diilhami oleh populernya legenda Sakerah di kalangan bawah masyarakat Madura. Bahkan legenda Sakerah juga turut membuka peluang usaha bagi masyarakat luas. (sur/syn)