Bondowoso
Tekan Jumlah Korban Meninggal Akibat TBC, Dinkes Bondowoso Gelar Gerebek Investigasi dan Kontak Erat
Memontum Bondowoso – Pada tahun 2021, penderita TBC (Tuberkulosis) di wilayah Bondowoso, meninggal sebanyak 54 orang. Sedangkan jumlah keseluruhan pengidap TBC, ada sebanyak 900 orang. Jumlah itu, merupakan hasil deteksi dari sekitar 2.800 orang penduduk Bondowoso.
Hingga Rabu (16/03/2022) ini, sudah ada delapan orang yang terdeteksi menderita TBC. Keseluruhan korban, tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada di Bumi Ki Ronggo ini. Sedangkan usia rentan terkena penyakit itu, antara 15 tahun hingga 45 tahun.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bondowoso, Goek Fitri Purwandari, mengatakan bahwa tingginya kasus ini karena penderita tidak berobat sesuai standart. “Sesuai aturan, penderita harus mengkonsumsi obat selama enam bulan. Pada umumnya, kalau sudah merasa tidak sakit, penderita tidak minum obat TBC lagi. Langkah itu, tentu saja keliru,” ujar Goek.
Disamping itu, tambahnya, warga juga mengabaikan hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Dinkes Bondowoso bersama Yapikma, SSR Yabhysa dan Pokka TBC/HIV, melakukan pemeriksaan dan penyuluhan hingga investigasi kontak dan gerebek TBC.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Ditambahkannya, khusus 16 Maret dan 17 Maret 2022, pihaknya menggelar gerebek investigasi dan kontak erat di dua desa. Yaitu di Desa Dadapan dan Desa Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan.
Pada tanggal 24 Maret hingga 31 Maret 2022, akan melakukan screening di Ponpes Al Islah, Grujugan dan Lapas Klas II B. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari TBC se-Dunia. “Investigasi kontak erat dilakukan terhadap 20 hingga 25 orang yang berada dalam satu lingkungan dengan pasien TBC. Termasuk, pihak keluarga pasien. Kepada mereka, dilakukan screening,” jelasnya.
Beberapa langkah yang dilakukan, diantaranya dengan memeriksa dahaknya di Puskesmas yang memiliki TCM (Tes Cepat Molekuler). Puskesmas Maesan, Tenggarang dan Prajekan, serta RSU. Kalau terdeteksi TBC, wajib datang diobati ke Puskesmas atau RS terdekat. (zen/gie)