Bondowoso
Terima Kunjungan Komisi VIII DPR RI, Bupati Salwa Sampaikan Perlunya Dukungan Bantuan Pemerintah Pusat
Memontum Bondowoso – Komisi VIII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Bondowoso, Senin (01/08/2022) tadi. Kunjungan yang diikuti seluruh fraksi di Komisi VIII yang diketuai H Yandri Susanto, itu merupakan agenda rutin tahunan untuk melaksanakan fungsi pengawasan guna memastikan pelayanan prima terhadap perempuan dan anak yang ada di Bondowoso.
Kunjungan komisi yang membidangi Agama, Sosial, Kebencanaan dan Pemberdayaan Perempuan serta Perlindungan Anak, ini disambut hangat oleh Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin dan sejumlah kepala OPD lingkungan pemerintah di Pendopo Bondowoso. Dalam kesempatan ini, Bupati Salwa-sapaannya, menyampaikan bahwa dengan adanya kehadiran DPR RI, maka bisa melihat, mendengar dan merasakan langsung apa yang dirasakan masyarakat Bondowoso.
Baca juga:
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
Dirinya pun juga meminta, agar DPR RI dapat memberikan bantuan, terkhusus dalam hal pembangunan di Bondowoso. “Bondowoso berada di lingkungan pegunungan yang diantaranya masih berstatus aktif yaitu Gunung Ijen dan Gunung Raung. Hal inilah, yang menyebabkan seringnya terjadi bencana di Bondowoso,” terang Bupati Salwa.
Bupati menambahkan, selain untuk pembangunan pencegahan bencana, yang perlu menjadi perhatian dan dukungan dari pemerintah adalah ternak sapi serta pendidikan. “Dengan populasi ternak sapi sebanyak 223 ribu ekor, itu telah meresahkan peternak karena terjadinya wabah PMK. Hal ini, dikarenakan masyarakat pedesaan di Bondowoso, masih awam. Karenanya, saya perlu dukungan dari Komisi VIII,” ujarnya.
Terkait pendidikan, tambahnya, jumlah lembaga di Bondowoso terdapat 215 pondok pesantren dari 220 desa, 1.130 masjid dan 5.865 guru ngaji. “Ini salah satu potensi dan semangat yang dimiliki masyarakat Bondowoso. Oleh karenanya, supaya lebih giat lagi, saya harap pemerintah lebih memperhatikan lagi pendidikan di Kota Tape ini,” paparnya.
Dirinya menyebutkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh stakeholder, dengan memanfaatkan sumber pembiayaan dari APBD Provinsi dan APBN swasta serta melakukan berbagai inovasi untuk mempercepat penanganannya. “Diantaranya, untuk penanganan kemiskinan, kami membentuk gerakan Tanggap Peduli Masyarakat Miskin (Tape Manis), sekolah perempuan (Sekoper PKH), pernikahan insan ideal (Perisai) dan sebagainya,” urai Bupati Salwa.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi VIII, H Yandri Susanto, mengatakan dirinya bersama tim akan merespon cepat masalah-masalah yang telah diuraikan. Diantaranya, tahapan bantuan pusat, bahwa Bondowoso masih terbelakang.
“Contohnya madrasah, belum ada bantuan SPSN. Sementara kabupaten lain di Jawa Timur, itu sudah. Artinya, terdapat semacam diskriminatif terhadap Bondowoso,” jelas Yandi.
Untuk ke depan, lanjutnya, jika terdapat bantuan dari SPSN untuk madrasah, sejatinya Bondowoso harus dibantu. Karenanya, ini akan menjadi masukan yang sangat baik. (zen/sit)