Kota Malang
Tiga Agama Tridharma Rayakan Tahun Baru Imlek 2022 di Klenteng Eng An Kiong Malang
Memontum Kota Malang – Tahun Baru Imlek 2022 disambut dengan suka cita oleh umat Tridharma diantaranya yakni Tao, Budha dan Konghucu. Tiga umat agama Tridharma tersebut menggelar sembahyang bersama di Klenteng Eng An Kiong, Jalan R.E. Martadinata Nomor 1, Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (01/02/2022).
Sembahyang Tahun Baru Imlek 2022 ini, dilakukan dengan penuh khidmat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Para jemaah yang melaksanakan sembahyang, juga secara khusus mendoakan agar Bangsa Indonesia segera terbebas dari Pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong, Herman Subianto, mengatakan bahwa Sembahyang Tahun Baru Imlek 2022, memanjatkan doa agar masyarakat diberikan keberkahan serta Indonesia tersebas dari Pandemi Covid-19. “Kalau pandemi berakhir, maka aktivitas masyarakat akan kembali normal seperti semula,” kata Herman Subianto.
Baca juga
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Dari pantauan Memontum.com, masyarakat Tionghoa yang sembahyang di Klenteng En An Kiong Kota Malang, tampak silih berganti satu sama lain, bersama keluarganya masing-masing. Herman menambahkan, bahwa di Tahun Baru Imlek 2022 memiliki shio Macan Air.
“Macan air ini dimaknai keras kepala, tegar, tetapi jujur. Jadi, tidak mau mengalah, akan tetapi memiliki kejujuran, itulah filosofinya,” imbuhnya.
Dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Malang, Yayasan Klenteng Eng An Kiong Malang tidak menggelar kegiatan yang dapat mengumpulkan massa, saat peringatan Tahun Baru Imlek 2022 seperti halnya pertunjukan Cap Go Meh dan Barongsai. “Sebenarnya tradisi di kami banyak. Kalau tidak ada pandemi, penduduk kampung sini, kami ajak makan lontong cap gomeh, wayang potehi, dan pertunjukkan barongsai. Berhubung masih Pandemi Covid-19 jadi kami tiadakan,” terangnya. (cw1/sit)