Pemerintahan
Trenggalek Buka Pasar New Normal
Bupati Trenggalek : Pasar Itu Denyut Perekonomian Masyarakat
Memontum Trenggalek – Pasca selesai dibangun pada tahun 2019 lalu, mulai hari ini sejumlah pedagang di Pasar Karangan mulai menempati los maupun kios yang ada. Mengingat anggaran yang digunakan untuk pembangunan Pasar Karangan ini menggunakan APBN, akibatnya tidak semua pedangan tertampung didalam pasar tersebut.
Meski begitu, untuk kekurangan jumlah lapak nantinya Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek akan kembali membangun lapak baru di bagian selatan menggunakan anggaran dari APBD tahun 2020.
Dikonfirmasi usai meninjau pasar Karangan, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, mengatakan bahwasanya pasar merupakan sendi perekonomian sehingga anggaran untuk pembangunan pasar tetap dipertahankan meski APBD Trenggalek mengalami rasionalisasi akibat masa pandemi.
“Pasar adalah denyut ekonomi masyarakat, sesulit apapun kondisinya, saya akan terus berpihak kepada mereka,” ungkap Nur Arifin, Rabu (22/07/2020) sore.
Ditegaskan suami Novita Hardiny ini, keberadaan pasar tradisional juga dinilai sebagai tempat dimana semua kebutuhan pokok dan rumah tangga bisa didapatkan disini.
“Urusannya bukan hanya penghasilan, namun ini juga merupakan rantai pasokan pangan, kebutuhan rumah tangga dipasok dari sini,” imbuhnya.
Selain itu, Bupati Nur Arifin juga meminta kepada Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek untuk memastikan para pedagang terdata secara online di pasartrenggalek.com.
Salah satu platform yang disediakan oleh Pemkab Trenggalek bersama dengan Bank BRI untuk memudahkan transaksi jual beli tanpa harus datang ke pasar.
“Tadi saya minta semua pedagang pasar didata secara online, sehingga masyarakat nanti bisa beli melalui handphonenya masing-masing secara online,” kata Bupati Nur Arifin.
Perlu diketahui ada sekitar 17 kios dan 98 los yang ada di Pasar Karangan ini. Nantinya, Pemkab Trenggalek akan menambah jumlah los dan kios agar para pedagang bisa tercover semua.
“Meski Pemerintah Daerah sudah melakukan recofusing anggaran mencapai Rp 400 miliar akibat pandemi yang terjadi saat ini, denyut perekonomian di pasar tradisional juga perlu diperhatikan,” tutupnya. (mil/oso)