Probolinggo
Ungkapkan Rasa Syukur Warga Ketapang Gelar Tradisi Petik Laut
Memontum Probolinggo – Sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil laut, para nelayan dan masyarakat pesisir Ketapang menggelar petik laut dalam rangka festival nelayan 2019 yang diselenggarakan di PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Dalam hal ini, Ngatimin, Ketua Kelompok Nelayan Mina Jaya, mengatakan bahwa kegiatan festival ini merupakan inisiatif murni dari nelayan Ketapang sebagai wujud syukur atas hasil laut yang merupakan salah satu mata pencaharian pokok masyarakat Ketapang.
“Sekaligus doa agar para nelayan yang melakukan aktivitas di tengah lautan diberikan keselamatan dan dijauhkan dari musibah,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut hadir Penjabat (Pj) Sekda Achmad Sudiyanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Gunawan Saleh Imawan, serta Rektor Universitas Panca Marga Abdul Haris. Dalam sambutannya Pj Sekda menyampaikan, petik laut juga bisa digambarkan sebagai simbol kecintaan masyarakat nelayan akan alam yang telah mereka manfaatkan hasilnya.
“petik laut ini merupakan momentum untuk mengingatkan kita semua, khususnya masyarakat nelayan untuk terus menjaga kelestarian alam laut kita. Dengan demikian, kita bisa diingatkan bahwa hasil laut yang melimpah bisa terjadi jika kita tidak mengekploitasi laut secara salah dan berlebihan. Kita tidak menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, yang pada akhirnya akan merusak karang-karang tempat tinggal ikan. Kalau rumahnya sudah kita rusak dengan bom-bom ikan, tentu tidak akan ada lagi ikan yang hadir di laut kita ini,” terang Achmad Sudiyanto.
Petik laut merupakan tradisi warisan leluhur yang akan terus dilestarikan. Untuk itu, ia berharap masyarakat nelayan untuk terus menjaga warisan budaya ini dengan baik dan benar, dengan kemasan semakin tahun semakin baik.
“Bukan tidak mungkin petik laut di Kota Probolinggo ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan bagi Kota Probolinggo. Yang mampu mengundang wisatawan lokal dan asing untuk datang ke Kota Probolinggo,” tambah Sudi sapaan akrabnya.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur menyampaikan, bahwa masyarakat nelayan harus bisa bertanggungjawab atas kelestarian tradisi ini, sehingga bisa berkesinambungan dan diregenerasi oleh para penerus. Gunawan, juga mengingatkan para nelayan untuk bisa mengikuti asuransi nelayan.
Ia berharap para nelayan bisa mengikuti asuransi mandiri yang mana preminya hanya Rp 17.000 per bulan. Dengan klaim bagi yang meninggal akibat sedang melalukan kegiatan menangkap ikan di usia 35 tahun sebesar Rp 200 juta. “Premi ini merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” jelas Gunawan.
Gunawan juga menyampaikan program dari Kemenko Kemaritiman yakni sejuta nelayan berdaulat. Saat ini pihaknya sedang masa uji coba dengan menggunakan fish on untuk mengetahui dimana ikan berada. Setiap nelayan akan diberikan smart phone yang didalamnya ada aplikasi gratis, jadi nelayan lebih mudah untuk langsung menangkap ikan sesuai yang ditunjukkan oleh aplikasi tersebut.
“Untuk sementara daerah Jawa Timur masih ada tiga tempat untuk uji coba ini yakni, Lamongan, Pacitan dan Pamekasan. Namun, dalam satu dua bulan ini semua wilayah di Jawa Timur juga akan menggunakan fish on ini,” jelas Gunawan. (Pix/yan)