Surabaya
Unusa Tarik Minat Mahasiswa Tekuni Kewirausahaan
Memontum Surabaya – Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) merayakan Dies Natalis yang ke-3. Dengan mengajak anggota tujuh tim Kopma, dua tim mahasiswa Unusa, dan 13 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) luar, Unusa menyediakan 22 stand untuk tempat berdagang.
Kegiatan yang bertajuk Solidaritas Antar Anggota ini juga untuk menarik peminatan mahasiswa Unusa agar tergerak berwirausaha. Seperti tujuh produk unggulan yang di produksi oleh anggota Kopma sendiri.
“Ada jajan makroni yang dimasak dan dibumbui sendiri, risoles yang dibuat dari tangan sendiri, fusili, tempe coklat, jus kekinian yang menekankan kualitas dan rasa. Dan juga tas rajut yang dirajut sendiri dan mengajak pengunjung untuk merajut,” kata Moh. Riswanto Ketua Kopma, Selasa (26/2/2019).
Dalam perayaan Dies Natalis juga dihibur dengan sentuhan musik dari mahasiswa Unusa. “Karena acara kami juga sesuai dengan visi kampus, yaitu membangun jiwa wirausaha mahasiswa serta membangun motivasinya,” ujarnya.
Dari kegiatan yang telah disiapkan sejak akhir November 2018 lalu, Riswanto berharap agar setiap tahunnya dapat memeriahkan Dies Natalis Kopma. Selain semakin meriah, juga menginginkan tahun selanjutnya anggota Kopma sendiri dapat mendirikan tenant sebanyak 20.
“Semoga mahasiswa di Unusa semakin tertarik untuk berwirausaha,” harapnya.
Sementara itu, M. Ghofirin selaku pembina Kopma mengatakan jika pameran atau expo yang diselenggarakan oleh Kopma ini bertujuan mempertemukan antara mahasiswa yang memiliki usaha dengan mahasiswa yang membutuhkan produk. Dan pihak kampus juga memfasilitasi dari karya-karya mahasiswa yang memiliki kegiatan positif.
“Kita fasilitasi mereka (Kopma) agar karya-karyanya diminati oleh konsumen dan cara untuk mengenalkan dan memasarkan dengan gelar produk semacam itu,” ujar Ghofirin.
Ghofirin juga menjelaskan, jika organisasi Kopma ini sudah dibina. Mulai dari mengubah asumsi mahasiswa yang tidak mau bersusah payah menciptakan sebuah usaha, menggagas ide bisnis, lalu mengubah menjadi sebuah perencanaan bisnis yang mapan.
Selain itu, melakukan pendampingan seperti mendesain pengemasan, yang memiliki kriteria dan keunikan tertentu. Mulai dari makanan, minuman, hingga fashion yang berbentuk unik dan dibutuhkan oleh masyarakat.
“Produk itu kita fasilitasi juga di koperasi mahasiswa, walaupun tidak ada pameran, mereka tetap berjualan dengan fasilitas tempat yang sudah disediakan oleh koperasi mahasiswa,” pungkasnya. (est/ano/yan)