Kabupaten Malang
Wajah Pembantu Paling Banyak Lebam, Pelaku Sakit Hati?
Memontum Malang — Satu alat aniaya tiga korban dalam kasus penganiayaan berujung kematian di Gondanglegi, diperkirakan adalah toples kaca. Dugaan itu disebutkan Sukir (54) saat masuk mengecek kondisi korban.
Sukir, tetangga korban. Pada Rabu (18/4/2018) pukul 21.00, mulanya berada di teras Pondok Pesantren. “Saya di depan pondok. Bersama Pak Yai, Bu Nyai dan santri. Di depan, datang Umi (Marsini) minta tolong, ” ujar Sukir.
Sukir lalu masuk bersama Marjuki, istri Marjuki dan Umi Marsini. Di ruang tengah, tergeletak Winarsih atau Mbak Sih bersimbah darah. Ia lalu mengecek kondisi Umi dalam kamar.
Sukir memastikan denyut nadi Hj Siti Khodijah tidak berdenyut. Saat ia membalikkan badan, darah mengalir di bagian kening. “Evi bilang, rayi kula, rayi kula,” ujar Sukir.
(baca juga : Cucu Datang Pamit Berangkat Umrah )
Tahu maksud Evi, Sukir menuju ruang belakang dan ditemukanlah kondisi Rodiyah atau Zahro tergeletak. Kondisinya mengenaskan. Bagian keningnya penuh darah dan pipinya bengkak.
“Banyak genangan darah. Evi sempat membasuh wajah ibunya. Saya membersihkan serpihan kaca. Saya lakukan karena santri masuk tidak pakai alas kaki, ” ujar Sukir.
(baca juga : Gondanglegi Gempar Pembunuhan Ibu Haji Sepuh )
Seberapa baru darah yang terpercik, Sukir menjawab jika darah di lantai sekilas tampak mulai kering.”Darahnya mulai kering, kental. Kejadian agak lama sepertinya,” urai Sukir duduk di samping Sofi, istrinya.
Bagaimana kondisi adiknya Evi, Sukir menjelaskannya dan menduga jika Zahro ada kemungkinan berpindah atau lari ke ruang belakang.
“Saya lihat Ro. Ada di kamar belakang. Mungkin, saat kejadian, dia sedang belajar. Karena ada meja kecil. Buku terbuka dan pulpen. Mungkin dia tahu dan lari, setelahnya dipukul pakai toples kaca, ” ungkap Sukir.
(baca juga : Pembunuhan Gondanglegi, Bocah SMP Dikepruk Toples )
Hanya ada pecahan toples di dalam rumah itu yang diduga dipakai pelaku. Sepengetahuan Sukir pula, tidak ada luka bacok atau sabetan senjata tajam di tubuh para korban.
Namun sekilas tampak jika luka kebanyakan korban di wajahnya. “Luka semua di kepala. Di wajah. Paling banyak luka di wajah itu Mbak Sih, ” cerita Sukir. Timbullah pertanyaan, apa sebab pelaku memukuli wajah Mbak Sih begitu sadis. Apakah pelampiasan kekesalan? (sos)